TEMPO.CO, Batu - Harga cabe di Batu mulai merangkak naik, dari Rp 30 ribu per kilogram naik menjadi Rp 40 ribu. Kenaikan harga cabe diperkirakan karena rendahnya produksi cabe saat musim penghujan. Sehingga petani banyak yang mengalami gagal panen. "Saat musim hujan memang rentan, cabe cepat busuk," kata Kepala Pasar Batu, Supriyanto, Kamis 21 Maret 2013.
Serangan hama dan penyakit, katanya, menjadi penyebab gagal panen. Namun, diperkirakan harga cabe segera stabil. Jika produksi cabe kembali normal, apalagi produksi cabe bisa terpenuhi di dalam negeri. Selain itu, cabe tak bisa disimpan lama tanpa pendingin karena cepat busuk.
Berbeda dengan cabe, kebutuhan bawang putih di pasaran banyak dipasok dari barang impor. Sehingga harga bawang putih melonjak sampai Rp 100 ribu per kilogram. Namun, kini harga bawang kembali stabil antara Rp 20 ribu per kilogram sampai Rp 24 ribu.
Harga bawang putih berangsur turun, sejak empat hari terakhir. Harga diprediksi turun menyusul 375 kontainer bawang impor China yang ditahan di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya digelontorkan ke pasaran. Karena harga terus anjlok, para pedagang tak berani membeli dalam jumlah besar. Mereka khawatir rugi besar jika harga terus terjun bebas. Semetara ini pedagang memilih menghabiskan persediaan yang tersisa.
Sementara bawah putih lokal tak dilirik pembeli. Kini, harga bawang putih lokal seharga Rp 25 ribu per kilogram. Namun, pedagang berharap pasokan bawang lokal Brebes, Nganjuk, dan Probolinggo kembali lancar untuk memenuhi kebutuhan pasar. Setiap hari, Suciati tak lebih hanya menjual satu kilogram bawang putih lokal. Sedangkan harga bawang merah sebesar Rp 20 ribu per kilogram.
EKO WIDIANTO
Berita terpopuler lainnya:
Mengapa Ibas Laporkan Yulianis ke Polisi
Enam Pernyataan Soal Ibas dan Yulianis
Ibas Siap Diperiksa, Ini Jawaban KPK
Daftar Pasal Kontroversial di Rancangan KUHP