TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kepatuhan Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Anika Faisal mengaku belum mengetahui rencana Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, salah satu bank terbesar di Jepang, untuk mengakuisisi saham BTPN yang dikabarkan mencapai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 15,4 triliun.
"Kami hanya bisa menginformasikan Texas Pacific Group (TPG) Capital pada bulan Maret ini habis periodenya sebagai pemegang saham (locked up), tetapi kami belum tahu apakah TPG akan menjual sahamnya atau tidak," ujarnya kepada wartawan seusai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2013.
Menurut Anika, TPG memasuki masa akhir pada tahun kelima sebagai pemegang saham terbesar di BTPN. TPG sebelumnya membeli 675.975.970 lembar atau 71,61 persen saham BTPN melalui anak usahanya, TPG Nusantara, pada 14 Maret 2008 silam.
Terkait dengan aturan kepemilikan saham asing yang terbaru dikeluarkan dari Bank Indonesia (BI), Anika mengungkapkan, pihaknya akan mengikuti dan berkoordinasi dengan bank sentral. "Menurut kami, siapa pun yang mau masuk Indonesia, mereka harus melihat, mempelajari, dan mematuhi aturannya. Tapi, untuk akuisisi ini, saya belum dengar informasi dari pemegang saham," tuturnya.
Pekan lalu, Bloomberg mengabarkan bahwa Mitsubishi UFJ akan mengambil kepemilikan saham BTPN yang dikuasai oleh Texas Pacific Group (TPG) Capital. Jika transaksi ini jadi, Mitsubishi UFJ bakal memegang rekor nilai investasi asing tertinggi kedua dalam sektor perbankan di Indonesia. Rekor transaksi terbesar masih dipegang oleh bank asal Singapura, DBS Group Holding, yang membeli saham Bank Danamon senilai US$ 6,8 miliar.
Namun, sumber Bloomberg tersebut mengatakan, para investor yang mengincar saham bank di Indonesia kini tengah menunggu dengan harap-harap cemas. Mereka menanti keputusan dan regulasi Bank Indonesia mengenai kepemilikan investor asing.
Mitsubishi UFJ sebelumnya telah mengumumkan rencana ekspansi ke Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini siap membelanjakan dana sebesar US$ 16,4 miliar untuk mengakuisisi bank-bank di kawasan ini.
Saat ini, BTPN menjadi salah satu bank dengan kinerja yang baik lantaran memiliki bisnis inti yang unik: mengelola dana pensiun. Dalam setahun terakhir, nilai saham bank tersebut meroket hingga 32 persen. Profit BTPN pun naik 41 persen menjadi Rp 1,98 triliun pada 2012. Bank ini memiliki 19 ribu pegawai dan 1.000 cabang di Indonesia.
FIONA PUTRI HASYIM