TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan subsidi tak boleh melampaui kepatutan. Alasannya, subsidi yang melampaui kepatutan tidak baik bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, situasi fiskal, serta kondisi perekonomian bangsa.
"Oleh karena itu, yang paling ideal, kami harus punya kebijakan subsidi yang tidak mengait kepada komoditas," kata Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 13 Maret 2013. Menurut dia, subsidi komoditas sering menimbulkan ketidakadilan.
Ia mencontohkan, subsidi untuk bahan bakar minyak yang justru dimanfaatkan kelompok ekonomi menengah ke atas. "Tidak langsung dirasakan oleh saudara-saudara kita yang berpenghasilan rendah, sehingga tentu konstruksi kebijakan subsidi seperti itu kurang tepat."
Kendati begitu, SBY menganggap masalahnya tak sesederhana itu. Soalnya, jika tiba-tiba subsidi barang itu dihapus, maka akan berimplikasi terhadap stabilitas harga, inflasi, dan kesulitan lainnya. Karenanya, pemerintah saat ini sedang merumuskan agar subsidi bisa tepat sasaran. "Subsidi di masa depan harus menuju ke arah itu," ujarnya.
Adapun yang menjadi persoalan saat ini adalah besaran subsidi yang mencapai angka Rp 300 triliun. "Kebanyakan memang subsidi yang kami berikan untuk bahan bakar minyak dan listrik," ucap SBY. Menurut dia, pemerintah sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan diambilnya pilihan subsidi di angka itu.
Saat ini, kata SBY, pemerintah tengah berupaya mencari cara praktis untuk mengurangi volume penggunaan bahan bakar minyak agar cara itu bisa segera diterapkan di tahun ini, tahun depan, dan tahun berikutnya. "Ternyata ada sejumlah opsi yang belum tepat saya sampaikan sekarang ini karena masih akan kami matangkan dalam satu-dua minggu ini," ujarnya.
Ia berharap jumlah subsidi bahan bakar minyak dalam dua tahun ini tidak akan meledak, terkendali, dan terkelola dengan baik. "Dengan demikian bisa mencegah tidak sehatnya fiskal dan APBN kita," ucap SBY.
PRIHANDOKO
Baca juga
Kominfo Tindak Dua Pelanggar Izin ISP
Pemerintah Tak Serius Tangani Program Konversi Gas
Kementerian Perindustrian dan Energi Digabung
Golden Traders Gelar Rapat dengan MUI