TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun ini maksimal sebesar 20 persen. Angka itu lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan tahun lalu sebesar 27 persen. Penetapan target itu mempertimbangkan ketidakpastian harga komoditas dan nilai tukar rupiah yang melemah di awal tahun.
"Kalau kondisi sampai Juni-Juli kondusif, target kredit bisa dinaikkan jadi 22 persen," ujarnya kepada wartawan usai acara dengar pendapat perbankan dan suku bunga di Hotel Le Meridien, Rabu 13 Maret 2013.
Penurunan target sementara BCA ini diketahui lebih rendah dari target pertumbuhan kredit di industri perbankan pada tahun ini sekitar 23 persen. Serta lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan kredit tahun lalu dengan outstanding sekitar Rp 256 triliun dibandingkan 2011 yang mencapai Rp 202,26 triliun.
Pada tahun ini menurut Jahja, BCA akan fokus pada kredit di beberapa sektor yang berpotensi masih berkembang. "Untuk sektor, tahun ini potensi sektor food (makanan dan minuman), telekomunikasi, keuangan dan bisnis masih akan berkembang. Untuk konsumer, kami melihat KPR tidak akan setinggi tahun lalu, karena harga properti juga sudah mulai naik," tuturnya.
Pada awal tahun ini, menurut Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, perbankan menargetkan rata-rata pertumbuhan kredit di level 23,1 persen, dengan komposisi kredit rupiah 23,8 persen dan kredit valas 19 persen.
FIOAN PUTRI HASYIM