TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah, menolak untuk menanggapi rencana akuisisi Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. terhadap PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Halim mengatakan hingga saat ini belum ada laporan yang masuk terkait dengan rencana tersebut. "Wah belum tahu saya soal itu," kata Halim saat ditemui di kompleks Bank Indonesia, Jumat, 8 Maret 2013.
Halim juga enggan berkomentar mengenai kemungkinan bank asal Jepang melanggar aturan kepemilikan bank asing di Indonesia. "Belum ada laporan masuk, jadi bagaimana saya mau berkomentar?" ujarnya singkat.
Bloomberg mengabarkan Mitsubishi UFJ berencana untuk mengakuisisi saham bank BTPN senilai US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 15,4 triliun. Saham BTPN tersebut merupakan saham yang dikuasai oleh Texas Pacific Group (TPG) Capital. TPG membeli 675,9 juta lembar atau 71,61 persen saham BTPN melalui anak usahanya, TPG Nusantara, pada 14 Maret 2008.
Namun, belum diketahui berapa proporsi saham yang akan diambil Mitsubishi dari TPG. "TPG pun belum menyetujui transaksi itu dan berencana melepas sahamnya lewat penawaran umum," kata seorang sumber, kemarin.
Jika transaksi ini terwujud, Mitsubishi UFJ bakal memegang rekor nilai investasi asing tertinggi kedua dalam sektor perbankan di Indonesia. Rekor transaksi terbesar masih dipegang oleh bank asal Singapura, DBS Group Holding, yang membeli saham Bank Danamon senilai US$ 6,8 miliar.
Saat ini, BTPN menjadi salah satu bank dengan kinerja yang baik lantaran memiliki inti bisnis yang unik, yakni mengelola dana pensiun. Dalam setahun terakhir, nilai saham bank tersebut meroket hingga 32 persen. Data Bloomberg menunjukkan profit BTPN naik 41 persen menjadi Rp 1,98 triliun pada 2012. Bank ini memiliki 19 ribu pegawai dan seribu cabang di Indonesia.
AYU PRIMA SANDI