TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah akhirnya menunda rencana kenaikan harga jual elpiji isi 12 kilogram yang mestinya berlaku pada awal bulan ini. Pemerintah beralasan kenaikan harga dari Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 95.600 per tabung akan memberatkan masyarakat.
Namun, sebagian konsumen elpiji 12 kilogram di Surakarta sudah bersiap sejak sepekan sebelum rencana kenaikan pada awal Maret 2013.
Ketua Bidang Elpiji 12 Kilogram Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Surakarta, Tien Suprapto, mengatakan ada masyarakat yang sengaja membeli tabung di luar kebiasaan. "Sempat ada kenaikan penjualan seminggu jelang kenaikan, tapi jumlahnya tidak siginifikan," kata dia, Kamis, 7 Maret 2013. Kenaikan permintaan hanya sekitar lima persen dari alokasi bulanan yang dipatok 119 ribu tabung pada Desember 2012.
Meski permintaan naik, tapi stok di agen masih mencukupi. Dia mengatakan dari 15 agen penjual elpiji 12 kilogram di Surakarta dan sekitarnya, tidak ada yang kehabisan stok. "Tidak ada masalah dengan stok. Kami masih mampu menyediakan," ujarnya. Tidak ada pembatasan pembelian karena elpiji 12 kilogram termasuk barang komersial.
Tien mengatakan konsumen elpiji 12 kilogram hanya kalangan tertentu. Misalnya, rumah tangga kelas menengah ke atas, restoran, dan perhotelan. Di tingkat agen, saat ini harga jualnya Rp 75 ribu per tabung.
Di kesempatan yang sama, Ketua Bidang Elpiji 3 Kilogram Hiswana Migas Surakarta, Budi Prasetyo, mengatakan konsumen elpiji 12 kilogram tergolong loyal. "Mereka tidak akan pindah ke elpiji 3 kilogram karena kenaikan harga," ujarnya.
Jika ada konsumen yang menimbun elpiji 12 kilogram dalam jumlah kecil, dia menilai hal itu wajar dilakukan. Lagipula elpiji 12 kilogram bukan barang subsidi. "Mau beli berapa pun tidak masalah," katanya.
Untuk konsumsi elpiji 3 kilogram, dia mengatakan tidak ada kenaikan. Konsumsi sama seperti alokasi yang ditentukan Pertamina. Dengan kata lain, hampir tidak ada konsumen elpiji 12 kilogram yang beralih ke elpiji 3 kilogram menjelang rencana kenaikan harga. "Apalagi sekarang malah tidak jadi naik. Jadi, tidak ada alasan pakai elpiji 3 kilogram," tuturnya. Untuk Februari, realisasi konsumsi elpiji 3 kilogram di eks-karesidenan Surakarta mencapai 3 juta tabung.
UKKY PRIMARTANTYO