TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat, Airlangga Hartarto, mengatakan penghapusan kredit macet bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah korban gempa Yogyakarta tahun 2006 lalu harus segera diikuti dengan pengembalian agunan. Sebab, agunan nantinya bisa segera digunakan oleh pengusaha untuk melanjutkan aktivitas usaha.
"Catatan saya, selepas penghapusan kredit macet oleh masing-masing bank BUMN, agunan yang waktu itu dijaminkan harus segera dilepaskan. Ini bagian dari keputusan hari ini," kata Airlangga dalam rapat dengan Kementerian BUMN dan perbankan BUMN, Senin, 4 Februari 2013.
Hari ini, bank-bank BUMN sepakat untuk menghapus kredit macet UKM korban gempa Yogyakarta tahun 2006 silam. Berdasarkan catatan, total kredit macet yang masih tersisa di bank-bank BUMN sebanyak Rp 9,4 miliar dengan total 184 orang debitur.
Senada, Menteri BUMN Dahlan Iskan juga sepakat agar agunan segera dikembalikan. Namun, hal tersebut baru bisa dilaksanakan setelah rapat umum pemegang saham masing-masing bank BUMN. "Antara Februari hingga Maret ini kebetulan akan dilakukan RUPS, pasti soal ini akan diputuskan juga," ujar Dahlan.
Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang turut hadir dalam rapat mengharapkan keputusan penghapusan kredit macet bisa dijadikan model juga di daerah lain yang terkena bencana. "Pemerintah pusat bisa membantu korban, termasuk UKM-UKM yang ada di daerah lokasi bencana lainnya," kata dia.
Sejak 2010, tercatat ada 2.134 debitur UMKM korban gempa bumi Yogyakarta 2006 yang memiliki kredit macet. Nilai totalnya Rp 88 miliar. Sejumlah perbankan telah melakukan penyelesaian tunggakan kredit dengan dana corporate social responsibility (CSR). Namun, berdasarkan data Bank Indonesia per Desember 2012, mekanisme tersebut masih menyisakan kredit macet dengan total Rp 31,26 miliar. Kredit macet tersebut merupakan pokok pinjaman 316 debitur dari bank umum sebesar Rp 27,17 miliar dan 226 debitur dari bank pembangunan rakyat sebesar Rp 4,09 miliar.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler Lainnya:Iklan
Terakhir Praja IPDN Masih Ditertawakan" href="http://www.tempo.co/read/news/2013/02/03/079458725/Detik-detik-Terakhir-Praja-IPDN-Masih-Ditertawakan">
Detik-detik Terakhir Praja IPDN Masih Ditertawakan
Yusuf Supendi: Konspirasi Suap Daging, PKS Mabuk
Anis Matta: PKS Ibarat Logo Nike
Spanduk Sapi, Anis Matta: Kami Bukan Makhluk Suci
Habibie: Pindah = Soeharto Keluar dari Cendana