TEMPO.CO, Jakarta - Musim dingin yang melanda Amerika Serikat berimbas pada kekhawatiran pemerintah. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti mengatakan cuaca negeri Abang Sam itu dapat memicu naiknya harga kedelai dalam negeri. Pasalnya, sebagian besar kedelai yang beredar di Indonesia diimpor dari Amerika. "Di sana musim dingin, di sini kita yang deg-degan," katanyadalam diskusi yang bertema Revitalisasi Tata Niaga Menuju Swasembada Kedelai di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu 23 Januari 2013.
Antisipasi pemerintah yakni menerbitkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) kedelai. Beleid itu akan diterbitkan berupa Instruksi Presiden. Selain penetapan HPP, Bayu menambahkan, beleid mengatur pemberian kewenangan kepada Perum Bulog agar berperan sebagai stabilisator harga kedelai. “Kami akan melakukan apa saja,” katanya.
Bayu mengatakan, kedelai impor Amerika telah mendominasi sejak lima tahun terakhir. Indonesia merupakan negara importir kedelai terbesar kedua setelah Cina yang mengimpor 21 juta ton per tahun. Adapun Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, mengimpor kedelai sebanyak 1,71 juta ton senilai US$ 1,07 miliar atau berkisar Rp 9 triliun hingga November tahun lalu.
Dari jumlah itu impor kedelai dari Amerika mencapai 1,61 juta ton atau setara US$ 999 ribu. Selain Amerika, Indonesia juga mengimpor kedelai dari Malaysia sebesar 52 ribu ton, Afrika Selatan 31 ribu ton, Uruguay 7.600 ton, dan Kanada 7.500 ton.
PINGIT ARIA