TEMPO.CO, Jakarta - Awal tahun ini curah hujan mulai tinggi dan sudah menyebabkan banjir di berbagai daerah, termasuk Jakarta. Untuk mengantisipasi adanya gangguan cuaca ekstrem, pemerintah menjamin pasokan beras di Indonesia akan selalu aman tersedia.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan cuaca ekstrem yang terjadi memang membuat transportasi menjadi terhambat. Namun, ia memastikan pemerintah sudah menyiapkan pasokan beras yang disimpan di gudang Perum Bulog.
"Kami antisipasi dengan menempatkan beras di gudang Bulog penuh. Jadi, tidak ada gangguan terhadap pangan pokok kita. Stok aman," kata Hatta Rajasa, di Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013.
Ia menyatakan, stok beras di gudang Bulog mencapai dua juta ton. Stok beras ini bisa digunakan kapan pun untuk melakukan intervensi apabila harga di dalam negeri melonjak akibat hujan dan banjir. "Persediaan beras ini cukup kuat," ujarnya.
Gudang Bulog yang tersebar di seluruh Indonesia berfungsi mengamankan pasokan beras di berbagai daerah. Penyebaran stok di gudang Bulog ini diakui Hatta juga untuk membantu kelancaran arus distribusi beras. "Tidak boleh suatu daerah kekurangan bahan pokok karena angkutan. Apapun harus kami lakukan untuk bisa menyalurkan," ujar Hatta.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan, produksi beras selama 2012 mengalami surplus hampir lima juta ton. Kebutuhan beras masyarakat Indonesia setiap bulannya mencapai tiga juta ton sehingga surplus produksi beras ini hanya mampu memberikan stok hanya satu bulan. "Karena itulah pemerintah berharap pada 2014 bisa mencapai surplus beras 10 juta ton sehingga bisa cukup untuk tiga bulan," ujar Suswono.
Meskipun surplus, diakuinya impor beras tetap diperlukan karena kendala penyerapan di Bulog. Bulog ditugaskan memiliki stok beras di akhir tahun sebanyak dua juta ton. Namun, tahun ini diperkirakan stok akhir hanya 1,3 juta ton sehingga masih ada kekurangan untuk menutup dua juta ton. Karena itulah, pemerintah memberikan izin impor beras sampai 700 ribu ton tahun ini kepada Bulog.
ROSALINA