TEMPO.CO, Surakarta – Target produksi gula PT Perkebunan Nusantara IX meleset sepanjang 2012. Dari target produksi 1.590 ton tercapai 1.400 ton. Seperti tidak mau kalah, Kepala Urusan Personalia PTPN IX, Bambang Wicaksono, mengatakan capaian tersebut lebih tinggi ketimbang produksi 2011 yang mencapai 1.100 ton.
Melesetnya target disebabkan faktor cuaca. “Tahun lalu banyak cuaca mendung, kalau musim kering, produksi lebih maksimal,” katanya, Selasa, 15 Januari 2013. Adapun peremajaan sebagian mesin pabrik mendorong produktivitas. Salah satu pabrik yang mesinnya diremajakan adalah Pabrik Gula di Rendeng, Kudus. “Peremajaan akan terus dilakukan.”
PTPN IX membawahi delapan pabrik, yaitu PG Jatibarang di Brebes (kapasitas giling 18 ton/hari), PG Pangkah di Tegal (16,6 ton/hari), PG Sumber Raharjo di Pemalang (18,3 ton/hari), PG Sragi di Pekalongan (30,478 ton/hari), PG Rendeng di Kudus (24,5 ton/hari), PG Mojo di Srageb (23,5 ton/hari), PG Tasikmadu di Karanganyar (30,5 ton/hari), dan PG Gondang Baru di Klaten (13,5 ton/hari).
Melesetnya target produksi gula pada 2012 juga terjadi di tingkat nasional. Dari target 2,7 juta ton, pabrik gula baik perusahaan pelat merah dan swasta hanya mampu memproduksi 2,58 juta ton. Produksi gula lokal hanya digunakan untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Adapun kebutuhan untuk industri dipasok oleh industri gula rafinasi--raw sugar yang masih diimpor 100 persen.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai sulitnya realisasi produksi gula mencapai target dapat mengancam program swasembada gula yang ditetapkan 2014. “Kalau (swasembada) gula pasti enggak akan dalam beberapa tahun,” katanya saat berkunjung ke kantor Tempo pekan lalu.
UKKY PRIMARTANTYO | AKBAR