TEMPO.CO, Jambi - Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan meminta upaya PT Restorasi Ekosistem Konservasi Indonesia (REKI) menghijaukan kembali kawasan hutan yang disebut hutan Harapan, didukung semua pihak. "Kita harus dan pasti mendukung apa yang dilakukan perusahaan nonprofit ini, karena jarang ada yang mau bersungguh-sunguh memperbaiki kawasan hutan," kata Zulkifli Hasan, sewaktu melakukan kunjungan ke kawasan hutan Harapan di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, Senin, 14 Januari 2013.
PT REKI sejak tahun 2010 mendapat izin untuk menghijaukan kembali hutan eks Hak Penguasaan Hutan Asialog, seluas 101 ribu hektare di dua wilayah, yakni Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan. Namun, permasalahannya, upaya penghijauan kembali ini mendapat tantangan cukup besar, karena aksi perambahan oleh warga untuk dijadikan kawasan kebun kelapa sawit.
Dari 101 ribu hektare luas lahan yang dikelola PT REKI, sekitar 17 ribu-20 ribu hektare kawasan ini telah berubah menjadi kebun sawit. Hingga saat ini pemerintah pun belum memiliki upaya tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. "Kami masih mencari pola apa yang dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah itu, karena para perambah pun saudara kita," kata Zulkifli.
Menteri Kehutanan RI yang didampingi Gubernur Jambi, staf ahli Presiden dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, melakukan dialog dengan para perambah. Dalam kesempatan itu, Menteri mengajak para warga untuk tidak merusak kawasan hutan milik negara.
Sementara itu, warga mengharapkan pemerintah agar mengakui keberadaan mereka, bahkan memberikan sertifikat atas lahan yang telah mereka buka.
Apandri, 43 tahun, yang mengaku berasal dari daerah Yogyakarta, menyatakan sudah membuka lahan dan memiliki kebun sawit seluas 3 hektare di kawasan itu sejak sekitar delapan tahun lalu. "Saya dan keluarga sudah menempati lokasi ini sejak delapan tahun lalu. Untuk itu, supaya pemerintah tidak menggusur kebun kami, bahkan sebaliknya, berikan kami sertifikat atas tanah yang kami kelola," ia berharap.
Hal senada dikemukakan Rahmat, 48 tahun, warga asal Provinsi Banten. Ia sudah membuka lahan kebun sawit 4 haktare di kawasan itu sejak 10 tahun lalu atau sebelum PT REKI mendapat izin mengelola kawasan hutan ini.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan, pihaknya akan memberikan dukungan sepenuhnya apa yang dilakukan PT REKI. "Kami akan mendukung sepenuhnya. Saya sendiri telah mengeluarkan surat intruksi supaya aparat penegak hukum dan pemerintah Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun ikut aksi para perambah," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Tempo, saat mengunjungi kawasan hutan Harapan bersama rombongan Menteri Kehutanan RI menggunakan helikopter, tampak dengan jelas kawasan hutan ini sebagian besar sudah rusak dan berubah menjadi kebun kelapa sawit. Ironisnya lagi, kawasan hutan Harapan ini semakin rusak bukan hanya akibat perambahan, tapi juga oleh aksi pembalakan liar.
SYAIPUL BAKHORI