TEMPO.CO, Tangerang - Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Teluk Naga merugi Rp 10 miliar setiap bulan selama kurun hampir 10 tahun terakhir. Susut distribusi itu disebabkan pencurian listrik oleh masyarakat. Menurut Manajer PLN Area Teluk Naga, Alam Awaludin, tingkat pencurian listrik massal di sana tertinggi di wilayah distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
Tingginya angka susut distribusi itu disebabkan banyaknya pengguna listrik liar. Dengan memakai referensi data survei Revenue Assurance, Alam memperkirakan ada sekitar 20.000 titik instalasi listrik liar di Area Teluk Naga. "Bisa dihitung berapa banyak kerugian akibat pencurian yang dilakukan sejak 6 hingga 10 tahun terakhir," kata Alam kepada Tempo, Selasa, 8 Januari 2013.
Ia mengatakan, susut distribusi itu berpengaruh terhadap biaya produksi. Harga produk yang mahal akan mengurangi keuntungan perusahaan listrik. "Jika losses yang tidak wajar ini berjalan terus-menerus, maka suatu saat pengelola sistem tenaga listrik akan mengalami kebangkrutan," katanya.
Dari analisis dan penelitian lapangan, PLN menemukan pencurian listrik dilakukan secara massal dan dikoordinir aparat, mulai ketua rukun tetangga (RT) hingga oknum kepala desa. Tidak jarang pencurian listrik dijadikan komoditas politik. Alam mencontohkan pada pemilihan kepala desa, sang calon menjanjikan listrik gratis. "Warga senang dan memilih si kades. Tidak tahunya listrik gratis yang dimaksud dengan cara mencuri," ujar Alam.
AYU CIPTA