TEMPO.CO, Jakarta -Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memprediksi perolehan premi asuransi tahun ini tumbuh 21 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai angka Rp34,3 triliun. "Penerimaan asuransi properti, kendaraan bermotor serta asuransi kecelakaan diri dan kesehatan tetap menjadi kuda hitam diakhir tahun ini," kata Kepala Statistik AAUI, Budi Herawan dalam konferensi pers di Jakarta 14 Desember 2012.
Hal ini dikatakan olehnya karena industri properti sedang menggeliat. Acuannya adalah peningkatan pembelian kredit-kredit apartemen yang diasuransikan. "Selain itu kita lihat kota-kota besar banyak dibangun mall-mall baru," ujarnya. "Ini termasuk yang menjadi faktor medium yang mendorong perolehan premi."
Ia mengungkapkan pertumbuhan sektor kesehatan dan kecelakaan diri ditopang oleh banyak premi jatuh tempo di akhir tahun pada perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). "Sekitar Rp 30 miliar per perusahaan BUMN," katanya.
Hingga kuartal III 2012 Asosiasi mencatat pendapatan premi bruto asuransi umum nasional mencapai Rp 28,54 triliun. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2011 sekitar Rp 24,95 triliun, dan 2010 sebesar Rp 20,43 triliun.
Sedangkan klaim bruto asuransi umum kuartal III 2012 totalnya mencapai Rp 11,05 triliun. Sumbangan terbesar dari asuransi kendaraan bermotor Rp 8,75 triliun, asuransi properti Rp 7,99 triliun, asuransi kecelakaan diri dan kesehatan Rp 3,62 triliun.
Sedangkan untuk tahun 2013, ia memproyeksi perolehan premi dapat tumbuh 24 persen. "Kalau melihat target pertumbuhan ekonomi, saya rasa akan sampai ke angka itu," ujarnya.
ANANDA PUTRI