TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustaman, mengatakan kementeriannya belum berencana untuk menghentikan impor itik. "Saya kira belum ada rencana untuk menghentikan impor," katanya, di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu, 12 Desember 2012
Menurut dia, pemerintah harus memastikan terlebih dahulu mengetahui penyebab kematian itik sebelum memutuskan penghentian impor. "Saya tidak tahu penyebabnya itu (itik impor) atau bukan. Itu kan baru dugaan, harus ada pembuktian secara ilmiah," katanya.
Sebelumnya, Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuli) mendesak pemerintah untuk menghentikan impor itik. Hal ini bertujuan untuk memutus penyebaran virus avian influenza (H5N1) atau flu burung. Himpuli menilai matinya ratusan ribu itik lokal di sejumlah daerah disebabkan oleh itik impor.
Hari ini, virus flu burung sudah menyebar sampai Kabupaten Tulungagung. Setidaknya 2.500 ekor itik mati di tiga desa, yaitu Batangsaren, Kecamatan Kauman, Kendal, Kecamatan Gondang, dan Pakisaji, Kecamatan Kalidawir.
Matinya ratusan ribu ekor itik di beberapa daerah juga telah membuat permintaan itik merosot tajam. Akibatnya, harga itik pun ikut turun. Harga itik pedaging di Banyuwangi, Jawa Timur turun sampai Rp 32 ribu per ekor bulan ini. Bulan lalu, harga itik masih sebesar Rp 40 ribu per ekor.
ANANDA TERESIA
Berita Terpopuler:
Penghina Habibie: LB Moerdani Itu Kawan Dekat Saya
Pengacara Bupati Aceng Tebar Ancaman ''Kerusuhan''
Hina Habibie, Mengapa Eks Menteri Malaysia Ogah Minta Maaf?
Lecehkan Habibie, Malaysia Dapat Surat Kecaman
Bakrie Jual Lido Resort ke Hary Tanoe