TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya euro dan yen terhadap dolar Amerika Serikat memberikan sentimen positif bagi rupiah. Melemahnya dolar AS terhadap mata uang utama dunia mampu dimanfaatkan rupiah untuk menguat pada akhir pekan ini.
Indeks kepercayaan bisnis Jerman yang dirilis hari ini, Jumat, 23 November 2012, menunjukkan perbaikan naik ke level 101,4 dibanding bulan sebelumnya di posisi 100. Kejadian ini memicu optimisme para pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi kawasan Eropa yang sedang dilanda resesi.
Mata uang Uni Eropa langsung menguat hingga di atas US$ 1,29, yang merupakan level tertingginya sejak awal bulan ini. Pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung dengan melepas dolar AS setelah menguat cukup signifikan terhadap yen. Tekanan jual para pelaku pasar terhadap dolar Amerika memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.
Pada transaksi pasar uang hari ini, rupiah berhasil ditutup menguat cukup lumayan sebesar 20 poin (0,21 persen) menjadi 9.631 perdolar AS dibanding pada posisi Kamis kemarin. Sebelumnya, dalam dua pekan terakhir pergerakan rupiah sangat sempit dan bisa dibilang datar.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano, menjelaskan bahwa berita positif dari Cina dan diikuti Eropa memberikan angin segar bagi penguatan rupiah. Manufaktur Cina yang mulai meunjukkan ekspansif, kemudian data manufaktur Eropa yang tidak seburuk perkiraan, serta ditambah meningkatnya kepercayaan bisnis di Jerman membuat para pelaku pasar berani melepas dolar AS yang dianggap sebagai mata uang safe haven. “Imbasnya tekanan dolar AS melemah sehingga rupiah berhasil menguat mendekati level 9.600 per dolar AS.”
Naiknya harga-harga saham di bursa Asia juga turut mendongkrak penguatan rupiah dan mata uang regional lainnya terhadap dolar Amerika. Para investor mulai melakukan pembelian aset di pasar berkembang seperti di Asia sehingga mata uang lokal cenderung menguat.
Ekspektasi Uni Eropa akan segera mengucurkan bantuannya kepada Yunani dan Kongres juga akan menyetujui defisit anggaran Amerika dijadikan momen oleh para investor memburu aset yang berimbal hasil tinggi. “ Yunani harus diselamatkan jika ingin cepat menyelesaikan masalah di Eropa dan Kongres AS mau tidak mau juga harus menyetujui masalah defisit anggaran. Jika tidak, stimulus yang sudah digelontorkan sebelumnya akan sia-sia,” Tonny menuturkan.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia sore ini pukul 17.30 WIB kembali turun 0,073 poin ke level 80,628.
Dari kawasan regional, mata uang Asia sebagian ditutup menguat. Dolar Singapura terapresiasi 0,03 persen, peso Philipina menguat 0,15 persen, ringgit Malaysia menguat 0,08 persen terhadap dolar Amerika. Sedangkan bath Thailand melemah tipis 0,03 persen dan won Korea juga tergelincir 0,05 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita ekonomi lainnya:
Usai Bertemu Habibie Dahlan Bimbang
Utang Sony dan Panasonic Masuk Kategori Sampah
Ke Mana Larinya Dana Bail Out Century?
BJ Habibie Beri Masukan Dahlan Mengenai PT DI
Telkomsel Batal Pailit
Jokowi: Produk Ekonomi Kreatif Butuh Etalase