TEMPO.CO, Tangerang - Kementerian Perhubungan menyatakan sudah melihat hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas kecelakaan Sukhoi Superjet 100. "Secara final report, saya sudah lihat, tetapi memang belum dipublikasikan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay di kantor PT Angkasa Pura II, Kamis, 8 November 2012.
Ia menjelaskan, hasil tersebut akan dipublikasikan setelah menjalani evaluasi akhir. Daft file hasil investigasi atas kecelakaan Sukhoi Superjet 100 telah dikirim kepada pihak-pihak terkait. "Kira-kira diberi waktu satu bulan bagi pihak-pihak tersebut untuk memberi komentar atas hasil investigasi," kata Herry. Jika tidak ada komentar, katanya, hasil investigasi itu dapat segera dipublikasikan.
KNKT menyatakan investigasi terhadap kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, akan dipublikasikan. Namun, kata Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri, ada tahapan yang harus dilakukan sebelum mengumumkan hasil investigasi itu kepada masyarakat. Setelah investigasi selesai, KNKT akan melaporkannya kepada Rusia, Eropa, serta Amerika Serikat, selain kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
"Yang pasti, laporan kami sampaikan kepada Rusia karena pesawat itu buatan Rusia.” Selain itu, pesawat menggunakan mesin buatan Eropa serta komponen-komponen dari Amerika Serikat. Oleh karena itu, KNKT akan melaporkan hasil investigasi kepada Eropa dan Amerika Serikat. KNKT akan segera mempublikasikan hasil penyelidikan kecelakaan tersebut setelah menerima tanggapan dari Rusia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan oleh Sukhoi Aircraft, bekerja sama dengan perusahaan penerbangan Amerika Serikat dan Eropa. Di antaranya Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace, dan Honeywell.
Pesawat ini masuk kelas armada rute jarak menengah dengan kapasitas penumpang di bawah 100 orang. Jarak yang mampu diarungi yakni antara 3.048 kilometer hingga 4.578 kilometer dengan ketinggian 12.200 meter di atas permukaan laut.
Sukhoi Superjet 100 mengalami kecelakaan di Gunung Salak pada Mei silam. Saat hilang, diketahui pesawat ada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik Lintang Selatan dan 106.43 menit 15 detik Bujur Timur. Pesawat hilang kontak sekitar pukul 14.33 setelah mengudara selama 30 menit pada Rabu, 9 Mei 2012.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler:
Pemberontak Suriah Terkesima Rokok Indonesia
Di Istana, Mega-SBY Belum Juga Bertegur Sapa
Soeharto Dinilai Tak Layak Menjadi Pahlawan
Alasan Pengusaha Enggan Naikkan Upah Buruh
Marzuki Alie: Dahlan Pemberani, Jangan Takut