TEMPO.CO, Jakarta-PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) berusaha menekan kerugian dengan mengevaluasi rute-rute penerbangan mereka. Sekretaris Perusahaan Merpati Herry Saptanto mengatakan, dari hasil evaluasi, sejak Juni 2012 sudah sekitar 20 rute penerbangan yang ditutup.
"Setiap pagi kami evaluasi. Jalur yang merugi atau apa kinerja pemasaran yang kurang atau memang merugi," kata Herry dalam acara silaturahmi bersama wartawan di Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2012.
Herry mengatakan, dari 120 rute yang diterbangi oleh Merpati, saat ini hanya tinggal 100 rute yang masih dioperasikan. Ia mencontohkan, beberapa rute yang dihapus adalah penerbangan Jakarta-Lampung, penerbangan Jakarta-Tanjung Karang- Bengkulu, dan Jakarta-Bandung. "Kalau Jakarta-Bandung itu dari dulu memang rugi terus. Tapi untuk rute perintis kami pertahankan," kata Herry.
Ia menambahkan, evaluasi kinerja harian ini membuat rata-rata tingkat keterisian (load factor) Merpati meningkat ke kisaran 83 persen sampai 85 persen. Pada awal 2012, tingkat keterisian masih berkisar 67 persen sampai 70 persen.
Selain menutup rute yang merugi, Merpati juga menghidupkan lagi rute Denpasar-Sumbawa yang sempat tidur selama 7 tahun. Herry mengatakan aktivasi rute ini dinilai sudah ekonomis seiring dengan perkembangan ekonomi daerah.
"Di sana kan ada Newmont. Ini juga karena ada permintaan dari Pemda-nya yang kesulitan kalau mau ke Jakarta. Tapi kami minta mereka memperpanjang landasan," kata Herry.
Pada Periode Januari hingga September 2012, Merpati telah menerbangkan 3 juta penumpang. Jumlah penumpang telah meningkat 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan jumlah 2 juta penumpang.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Terpopuler:
Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar
KPK Mulai Bidik Pimpinan Badan Anggaran DPR
Sekretaris MA Mengaku Pengusaha Sarang Burung
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
Firman Utina Cs Sempat Lawan 12 Pemain Australia