TEMPO.CO, Surabaya - Manajemen PT Bank Jawa Timur Tbk optimistis target investasi mereka tak akan terganggu, menyusul kasus pembobolan bank yang melibatkan enam karyawannya di Bank Jatim Cabang HR Muhammad Surabaya. Setelah peristiwa itu, harga saham Bank Jatim terus merosot hingga Rp 370 per lembarnya.
Presiden Direktur Bank Jatim, Hadi Sukrianto, mengatakan manajemen akan terus berupaya meningkatkan kinerjanya. Setidaknya dalam kuartal terakhir ini, Bank Jatim mengupayakan percepatan kinerja untuk menaikkan harga saham sesuai harga IPO, di kisaran Rp 400-Rp 600. "Kami harus optimistis. Sisa waktu ini kami ada percepatan, kinerja ditingkatkan setidaknya sampai posisi aman sesuai dengan harga IPO," kata Hadi saat ditemui di kantornya, Selasa, 30 Oktober 2012.
Fluktuasi harga saham, menurut Hadi, hanya akan berpengaruh pada aksi profit taking oleh para pemain saham. Sedangkan dalam jangka panjang, investasi bagi pemodal yang mengharapkan dividen dipastikan tidak akan terganggu.
Pekan lalu, Polda Jatim menetapkan 13 tersangka pembobolan Bank Jatim dengan modus pemberian kredit fiktif Rp 50 miliar di cabang HR Muhammad Surabaya. Enam orang internal Bank Jatim terlibat dalam kasus ini. Dua di antaranya sudah ditahan, yaitu Bagoes Soeprayogo (51) warga Malang, Jawa Timur yang saat itu menjabat sebagai pemimpin Cabang Bank Jatim HR Muhammad dan Toni Baharawan (36), juga warga Malang, yang waktu itu menjabat sebagai penyelia di Bank Jatim Cabang HR Muhammad.
Sedangkan empat orang lainnya hingga kini masih aktif bekerja. Menurut Hadi, pihaknya belum mengambil sikap terkait dengan nasib karyawannya yang terlibat dalam pembobolan, sebab pemeriksaan masih bergulir. Namun, ia berjanji akan segera mengevaluasi karyawannya jika memang terbukti bersalah, termasuk kemungkinan menonaktifkan atau memberikan surat peringatan.
Kepala Subdirektorat Fiskal dan Moneter Kepolisian Daerah Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Polisi Indarto, menyatakan para tersangka yang merupakan karyawan bank. Selain Bagoes dan Toni, ada pula Henny Setiawati (31), warga Surabaya, IGN Bagus Suryadharma (30), Awang Diantara (30), dan Dedy Putra Mahardika (28). Ketiganya berasal dari Malang dan bekerja di bagian penyelia kredit. “Baru dua yang ditahan di Mapolda Jatim, untuk keperluan pemeriksaan. Mereka juga belum dipecat. Informasinya, mereka hanya dipindahtugaskan ke cabang lain,” ujarnya.
Tujuh tersangka lainnya berasal dari luar bank yang sebagian besar adalah debitor. Mereka adalah Direktur CV. Bangun Jaya M Setiawan, Direktur CV Media Sarana Pustaka Rahmad Anggoro, Direktur CV Aneka Karya Prestasi Hery Triatna, Direktur CV. Aneka Pustaka Ilmu Muhammad Kusnan, Direktur CV. Cipta Pustaka Ilmu H Adi Surono, Direktur CV. Kharisma Pembina Ilmu Wimbo Handoko, Direktur CV Media Sarana Pustaka, Rachmad Anggoro, serta Yudi Setiawan (35), warga Klampis yang merupakan otak pembobolan dan telah ditahan di Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan.
Saat ini, polisi masih berfokus untuk menelusuri aliran dana hasil kejahatan sebesar Rp 50 miliar. Berdasarkan informasi yang diperoleh aparat, sebagian besar uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi para pelaku. Seperti membeli apartemen, rumah, dan mobil.
Dari kejahatan ini, para tersangka dipastikan akan dijerat dengan Pasal 49 Ayat 1 UU 10 Tahun 1998 tentang perbankan dan Pasal 49 Ayat 2 B dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun penjara.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar
KPK Mulai Bidik Pimpinan Badan Anggaran DPR
Sekretaris MA Mengaku Pengusaha Sarang Burung
Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR
Firman Utina Cs Sempat Lawan 12 Pemain Australia