TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (persero) akan menjual obligasi berjangka 30 tahun senilai US$ 1 miliar atau Rp 9 triliun. Penawaran obligasi ini dilakukan dengan strategi eksekusi 'intraday' dalam serangkaian pertemuan 'fixed income' dengan investor global di Asia, Eropa, dan Amerika.
"Transaksi ini menandai kembalinya PLN ke pasar modal internasional," kata Direktur Utama PT PLN (persero) Nur Pamudji dalam siaran persnya, Jumat, 19 Oktober 2012.
Nur menjelaskan, penerbitan obligasi sebesar Rp 9 triliun ini telah dilakukan sejak November 2011. Obligasi yang diterbitkan dalam kupon 5.500 persen dengan jatuh tempo pada Oktober 2042 ini dijual dengan harga 98,514 persen atau 5,35 persen per tahun.
"Transaksi ini menjadi transaksi obligasi pertama PT PLN dalam tenor 30 tahun yang terbit dalam kurun waktu lima tahun terakhir," kata Nur.
Penawaran transaksi obligasi PLN ini mendapat sambutan baik, terbukti ada sebanyak 380 investor dengan total nilai US$ 11,5 miliar. "Harga akhir bahkan mengalami pengetatan 27,5 basis poin dari harga awal sebesar 5,625 persen dari hari sebelumnya," ujarnya.
Transaksi obligasi ini mencatatkan rekor kupon terendah baru bagi PLN untuk sebuah penawaran obligasi di pasar modal internasional. PLN berusaha untuk memanfaatkan perolehan dana dengan tingkat bunga tetap berjangka panjang untuk belanja modal dan tujuan-tujuan umum perusahaan.
Penawaran obligasi yang baru ini dialokasikan 45% kepada investor di Asia, 31% ke investor Amerika dan 24% ke investor Eropa. Berdasarkan jenis investor, 73% dialokasikan untuk asset/fund manager, 7% kepada perusahaan asuransi, 8% untuk bank, 9% untuk bank-bank swasta dan 3% untuk pengelola kekayaan negara dan lainnya institusi publik.
AYU PRIMA SANDI