TEMPO.CO, Jakarta-Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero ) Ferry Danang S. Baskoro mengatakan ASDP merugi tiap tahunnya dalam pengoprasian kapal perintis. “Kapal-kapal perintis itu ruginya banyak, Rp 88 miliar per tahun,” katanya ketika dihubungi Tempo, Jumat 12 Oktober 2012.
Menurut Danang, kerugian itu disebabkan biaya operasional yang lebih besar dari pada pendapatan. “Penumpangnya sedikit, harga pokok produksi lebih besar atas subsidi,” ucapnya.
Namun begitu Danang menyatakan komitmennya untuk tetap mengoperasikan kapal perintis.”Itu tetap harus ada. Coba anda bayangkan pulau-pulau terluar kalau tidak dilayani, siapa yang akan berlayar ke pulau-pulau tersebut. Siapa yang mengirim sembako ke sana?”
Menurut dia, kerugian operasional kapal perintis ditutupi oleh lintas komersial. “Saling menutupi, jadi kerugian ditutup oleh pendapatan operasi lintasan komersial. Saat ini ASDP melayani 155 rute pelayaran ke seluruh wilayah Indonesia, 60 diantaranya adalah komersial,” Danang mengatakan.
Dihubungi terpisah Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan dalam perhitungan biaya, tarif dan subsidi sebenarnya sudah terdapat margin keuntungan. “Tapi kalau memang merasa perhitungannya kurang, ajukan saja ke (permohonan) Kementerian perhubungan, nanti diusulkan ke kementerian keuangan,” katanya kepada Tempo, Sabtu 13 Oktober 2012.
Bambang menambahkan ASDP sebagai badan usaha milik negara memang mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan publik. “Jadi tidak bisa seperti swasta yang profit oriented, BUMN juga harus memikirkan pelayan untuk masyarakat.”
ANANDA PUTRI