TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi Jawa Barat pada September 2012 tercatat nol persen. "Bukan berarti semua komoditas stabil semua, tapi ada yang naik dan ada yang turun," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi, BPS Jawa Barat Anggoro Dwitjahyono di Bandung, Senin, 1 Oktober 2012.
BPS Jawa Barat mencatat andil inflasi dan deflasi akumulasi dari perubahan harga semua komoditas menghasilkan inflasi nol persen itu. Anggoro menuturkan, ada 161 komoditas harganya naik, menyumbang andil inflasi 0,49 persen sementara ada 61 komoditas lainnya harganya turun memberikan andil deflasi 0,49 persen. "Itu yang menyebabkan inflasi 0 persen," kata dia.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah emas, disusul kacang panjang, beras, biaya masuk SLTA serta perguruan tinggi, hingga harga rokok. BPS mencatat di 7 kota di Jawa Barat harga emas naik.
Kenaikan harga emas yang dicatat BPS bervariasai antara 2 persen hingga 7 persen. Kenaikan harga emas tertinggi terjadi di Kota Depok. Untuk emas 24 karat, misalnya, dari Rp 487 ribu per gram naik jadi Rp 500 ribu per gram.
Sementara penurunan harga tertinggi terjadi pada tarif angkutan antarkota, disusul harga daging ayam ras, cabai merah, dan telur ayam ras. Tarif angkutan antar kota misalnya turun hinga 13,09 persen setelah harganya melambung saat Lebaran pada Agustus 2012 lalu. Harga daging turun sekitar 5 persen, cabai merah turun 17 persen, serta harga telur ayam ras turun 5,42 persen.
AHMAD FIKRI