TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengungkapkan bahwa, di kuartal kedua, industri asuransi jiwa mencatatkan hasil yang positif. Dari segi pendapatan, kata Risman, industri asuransi jiwa mencatatkan pendapatan senilai Rp 60,5 triliun atau tumbuh 18,5 persen dari posisi kuartal kedua 2011 Rp 51 triliun.
"Pertumbuhan pendapatan ini telah mencapai 57,7 persen dibandingkan dengan kuartal keempat 2011. Total pendapatan industri ini utamanya masih disumbangkan dari pendapatan premi asuransi jiwa," ujar Risman saat ditemui di kantor AAJI, Plaza Indonesia, Jumat, 28 September 2012.
Berdasarkan data kinerja bisnis un-audited kuartal kedua yang terkumpul dari 43 perusahaan anggota AAJI, sumbangan pendapatan premi asuransi mencapai angka Rp 49,65 triliun. Angka tersebut tumbuh 16,7 persen dari perolehan kuartal kedua tahun 2011 Rp 42,5 triliun.
Risman melanjutkan, dari total pendapatan premi industri tersebut, premi produksi baru atau new business premium lebih dominan dibanding premi lanjutan. Adapun premi produksi baru tumbuh 16,7 persen dari posisi kuartal kedua tahun 2011 Rp 29,9 triliun menjadi Rp 34,9 trilyun.
Sementara itu, untuk premi lanjutan, telah menyumbang Rp 15,9 trilyun sepanjang kuartal kedua tahun 2012. Angka tersebut tumbuh 25,4 persen dari posisi kuartal kedua tahun 2011, Rp12,6 trilyun.
"Ada yang menarik dari catatan new business premium ini, bahwa produk tradisional mulai leading dari produk unit link. Sedangkan premi lanjutan didominasi unit link," ujar Risman menjelaskan lebih lanjut.
Dalam catatan AAJI, dari total premi produksi baru yang sebesar Rp 34,9 triliun, premi tradisional tetap mempertahankan pertumbuhannya dengan menyumbangkan premi baru sebesar Rp18,7 triliun. Angka itu meningkat 48,6 persen dari kuartal kedua tahun 2011 Rp12,6 tirliun.
Sementara itu, untuk premi unit link di new business, mencatat penurunan hingga 6,5 persen, yakni dari posisi Rp17,3 triliun di kuartal kedua tahun 2011 menjadi Rp16,2 triliun di kuartal kedua tahun 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan penjualan produk unit link premi tunggal perorangan, sementara produk unit link perorangan premi regular yang sejalan dengan konsep jangka panjang asuransi jiwa masih turuh tumbuh.
Sumbangan pendapatan premi lanjutan di kuartal kedua 2012, premi lanjutan unit link tumbuh signifikan sebesar 37,7 persen menjadi Rp 9,5 triliun dari posisi periode tahun sebelumnya Rp 6,9 triliun. Hal ini berbeda dengan sumbangan premi lanjutan tradisional yang hanya tumbuh 8,3 persen, dari posisi kuartal kedua tahun 2011 Rp 5,8 trilyun menjadi Rp 6,2 triliun di kuartal kedua 2012.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
Pabrik Foxconn Dijaga Aparat Keamanan
Bursa Minta BUMI dan BRAU Gelar Paparan Publik
BPK: Merpati Berpotensi Rugikan Negara
Perusahaan Cina akan Bangun Smelter di Situbondo
Pemerintah Alokasikan Rp 25 Triliun untuk BPJS