TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya harga saham di bursa Asia dan kucuran likuiditas dari Bank Sentral Cina (BPOC) mampu menopang rupiah sehingga tidak sampai melemah hingga di atas 9.600 per dolar Amerika Serikat (AS).
Langkah BPOC menyuntikkan dana senilai 365 miliar yuan (US$ 5,79 miliar) ke pasar memicu optimisme investor untuk mengoleksi aset yang dianggap berisiko dan berimbal hasil tinggi di pasar berkembang, membuat pelemahan euro terbatas. Walhasil, tekanan terhadap rupiah sedikit mereda sehingga tidak melemah terlalu jauh.
Di transaksi pasar uang hari ini, Kamis, 27 September 2012, nilai tukar rupiah ditutup menguat 15 poin (0,16 persen) ke level 9.575 per dolar AS.
Analis dari Treasury Bank Negara Indonesia, Raditya Ariwibowo, menjelaskan, adanya berita positif dari Cina yang mengguyur likuiditas ke pasar membangkitkan minat investor membeli aset di Asia sehingga bursa dan mata uang regional menguat. “Kebijakan Bank Sentral Cina ini setidaknya mampu menjadi penyeimbang atas keprihatinan yang terjadi di zona Eropa.”
Sentimen positif dari faktor regional serta intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) guna menjaga mata uangnya agar tidak menembus di atas 9.600 per dolar AS cukup ampuh menahan pelemahan rupiah.
Ketidakpastian di Eropa, terutama di Spanyol, yang sedang dilanda demonstrasi menentang kebijakan pengetatan anggaran memicu pelemahan euro. Imbasnya, dolar AS cenderung menguat sehingga tekanan terhadap rupiah juga meningkat. Ditambah lagi masih tingginya permintaan dolar AS dari korporasi menjelang akhir bulan dan akhir triwulan ketiga, membuat rupiah cenderung melemah dalam beberapa hari terakhir sebelumnya.
Meningkatnya ketidakpastian di Eropa dan berakhirnya euforia stimulus bank sentral dunia membuat para pelaku pasar lebih merasa nyaman memegang dolar AS sebagai safe haven. Hal ini terlihat dari hasil lelang obligasi pemerintah yang kurang menggembirakan.
Positifnya bursa regional membuat mata uang regional menguat terhadap dolar AS. Won Korea menguat 0,27 persen, ringgit Malaysia terapresiasi 0,19 persen, baht Thailand naik 0,13 persen, serta dolar Singapura juga menguat 0,19 persen terhadap dolar Amerika.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR