TEMPO.CO, Jakarta - Masih adanya permintaan dolar Amerika Serikat (AS) dari para pelaku pasar membuat rupiah kembali melemah pada transaksi akhir pekan ini. Menguatnya harga saham di bursa domestik maupun bursa regional tidak mampu mengangkat rupiah dari teritori negatif.
Nilai tukar rupiah di transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 21 September 2012 ditutup turun 14 poin (0,15 persen) ke 9.554 per dolar Amerika Serikat (AS). Berarti dalam minggu ini, rupiah melemah 49 poin (0,51 persen) dibanding posisi pekan sebelumnya di 9.505 per dolar AS.
Head of Treasury PT BNI (Persero) Tbk, Nurul Eti Nurbaeti, menjelaskan meskipun stimulus dari bank sentral utama mulai dikucurkan, kekhawatiran para pelaku pasar terhadap perekonomian global membuat apresiasi rupiah kembali tertahan. Masih tingginya permintaan dolar AS di pasar domestik membuat rupiah tertekan kendati ada aliran dana asing yang masuk ke bursa saham dan pasar obligasi.
Setelah bank sentral utama dunia mengumumkan kebijakan menoneternya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, fokus investor kembali ke masalah fundamental. Data ekonomi dunia yang kurang bagus menahan aksi risk aversion (keberanian investor mengambil risiko) di pasar.
Kecemasan terhadap potensi meningkatnya defisit anggaran seiring naiknya kuota bahan bakar bersubsidi untuk impor minyak juga menjadi salah satu tekanan terhadap rupiah. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang membiarkan rupiah melemah untuk mendorong kinerja ekspor dan menghambat laju impor juga mengganjal apresiasi rupiah. Setelah sempat menguat hingga ke 9.450 pekan lalu, kini rupiah sudah berada di atas 9.500 per dolar AS.
Namun, “BI akan berusaha sekuat tenaga agar rupiah tidak melemah terlalu cepat hingga di atas 9.600 per dolar AS. Bila rupiah melemah terlalu tajam, juga tidak bagus bagi perekonomian,” ujarnya.
Mata uang regional sore ini cenderung menguat terhadap dolar Amerika. Dolar Singapura menguat tipis 0,02 persen, won Korea Selatan menguat 0,08 persen, peso Philipina terapresiasi 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,24 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,06 persen.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR
Terpopuler:
Kedubes AS Ditutup, Perdagangan Indonesia-AS Jalan
Investor Asing Mulai Minati e-Commerce Indonesia
MUI Bantah Lobi Label Halal di UEA Gagal
Boediono Buka Indonesia International Motor Show
Rasio Utang Swasta Naik Akibat Ekspor Merosot
Dow Jones Menguat Tipis, Nasdaq dan S&P Turun