TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana membangun seribu danau buatan untuk mengantisipasi musim kemarau. Direktur Bina Program Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Eko Subekti menyatakan pogram tersebut butuh dana minimal Rp 500 miliar.
Angka tersebut muncul dari hitung-hitungan kebutuhan dana untuk membangun satu danau buatan yang berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, bergantung pada ukuran tiap danau. Program ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Pertanian.
"Di tahun 2013 nanti, targetnya ada 300 danau buatan yang akan dibangun. Pembangunan itu akan dilakukan hingga 2014," kata Eko ketika dihubungi Tempo pada Jumat, 14 September 2012.
Pembangunan danau buatan ini akan diprioritaskan di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Papua. Volume air yang dapat ditampung oleh satu danau buatan ini, menurut Eko, sekitar 50 ribu meter kubik untuk kurang-lebih 50 hektare sawah.
Selain itu, Kementerian PU juga berencana membangun 11 waduk baru pada tahun depan di wilayah rawan kekeringan. Anggaran untuk pembangunan satu waduk ini, kata Eko, berkisar antara Rp 200 miliar hingga Rp 600 miliar.
Tahun depan, Kementerian mengalokasikan dana khusus untuk konservasi waduk dan danau buatan sekitar 0,736 triliun. Dana ini dialokasikan untuk pengelolaan sekitar 286 waduk dengan total kapasitas 14 miliar kubik yang sudah ada.
Selain itu, Kementerian juga menganggarkan Rp 5,905 triliun untuk pengembangan irigasi dan rawa. Dana ini dialokasikan untuk peningkatan kapasitas 110.172 hektare saluran irigasi serta rehabilitasi 371.784 hektare jaringan irigasi.
Dana tersebut juga dialokasikan untuk pembangunan 39.582 hektare rawa baru dan perbaikan 132.411 rawa lama. "Hal ini sekaligus mendukung program swasembada 10 juta ton beras," ujar Eko.
Di sisi lain, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Khudori, mengatakan langkah yang dilakukan pemerintah ini tidak tepat karena hanya menyelesaikan masalah di hilir.
Menurut Khudori, pembangunan waduk atau danau hanya menyelesaikan masalah bagaimana menampung air hujan agar tidak terbuang sia-sia. Jadi seakan-akan masalah kekeringan hanya bisa diselesaikan lewat pembangunan waduk yang dapat menampung hujan.
Padahal, kata anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat ini, masalah kekeringan di areal persawahan harus diselesaikan juga dari hulu. Menurut dia, kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang ada saat ini sangat mencemaskan.
"Dari hasil audit 156 DAS yang ada di Jawa, hanya 10 DAS yang tutupan lahannya sekitar 30 persen, bahkan ada 50 DAS 0 persen," ujarnya. Seharusnya, selain melakukan pembangunan waduk atau danau, pemerintah juga perlu memikirkan konservasi DAS.
SYAILENDRA
Berita Terpopuler:
Aktris Film Anti-Islam Innocence of Muslims Trauma
Pidatonya Disorakin, Ahok Cuek
Motif di Balik Film Anti-Islam Innocence of Muslim
Ratna Listy: Suami Selingkuh? Silahkan
Innocence of Muslims Didanai 100 Donatur Yahudi?