TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman program pelonggaran moneter lanjutan dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mampu mengantar rupiah mendekati level 9.500 per dolar AS. Menguatnya harga saham di bursa dan indeks harga saham gabungan (IHSG) bursa domestik ke level tertingginya sepanjang sejarah juga turut memicu apresiasi rupiah.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano, menjelaskan rencana pembelian obligasi The Fed mendorong kenaikan terhadap aset yang dianggap berisiko dan memberi keuntungan tinggi. Mereka mulai memburu saham dan komoditas dan melepas portofolionya dalam dolar AS.
“Walhasil, mata uang Negeri Paman Sam cenderung melemah terhadap mata uang rival utamanya maupun mata uang regional, termasuk rupiah.”
Dalam perdagangan hari ini Jumat, 14 September 2012, nilai tukar rupiah berhasil menguat cukup signifikan 72 poin (0,75 persen) ke level 9.505 per dolar AS. Ini merupakan level terkuat rupiah sejak 24 Agustus lalu.
Dengan diperpanjangnya suku bunga The Fed di level terendahnya 0-0,25 persen hingga pertengahan 2015, imbal hasil investasi dalam dolar AS pun menjadi kurang menarik. Sedangkan suku bunga BI rate saat ini masih sangat atraktif di 5,75 persen dan suku bunga fasBI di 4 persen dan masih ada potensi kenaikan bila inflasi akan cenderung naik. “Dari sisi selisih suku bunga ini membuat permintaan berinvestasi dalam mata uang rupiah akan kembali menarik,” kata Tonny.
Digulirkannya stimulus lanjutan utnuk mendukung pertumbuhan ini akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia maupun negara berkembang lainnya. Sebab, dengan membaiknya perekonomian AS, maka permintaan barang dari Asia juga akan cenderung meningkat.
Semua mata uang regional sore ini ditutup menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura terapresiasi 0,37 persen, won Korea Selatan 0,85 persen, peso Philipina 0,46 persen, ringgit Malaysia 1,38 persen, bath Thailand 0,39 persen, serta yuan Cina juga menguat 0,23 persen.
Mata uang euro menguat 0,59 persen menjadi US$ 1,3065, poundsterling Inggris naik 0,38 persen ke US$ 1.627, sedangkan yen Jepang tertekan 0,83 persen menjadi 78,12 per dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia sore ini kembali melemah 0,191 poin (0,24 persen) ke level 79,063.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR