TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya bursa global akhir pekan lalu menyambut stimulus Bank Sentral Eropa berpotensi melanjutkan kenaikan indeks di awal pekan ini.
Sentimen positif masih akan mewarnai bursa global, menyusul pidato Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, yang mengatakan bank sentral akan membeli obligasi tenor satu hingga tiga tahun di Uni Eropa untuk mengurangi dampak krisis utang.
Langkah tersebut disambut positif oleh investor yang menanti langkah nyata bank sentral untuk meredakan pelemahan ekonomi global. “Pasar akan kembali bergairah karena euforia stimulus ECB,” ujar Thendra Crisnanda, analis dari PT BNI Securities.
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada akhir pekan lalu lalu ditutup di level 4.143,67, yang berarti menguat 83,34 poin (2,05 persen) dibanding pekan sebelumnya. Indeks yang di awal pekan tertekan berbalik menguat setelah ECB mengumumkan akan membeli surat utang di Eropa.
Pembelian surat utang merupakan sebuah langkah awal yang cukup baik untuk mengembalikan performa ekonomi Eropa. Terlebih di saat Bank Sentral Amerika (The Fed) tak kunjung mewujudkan kebijakan pelonggaran moneter.
“Diharapkan kondisi pasar Eropa membaik karena krisis yang berlarut-larut juga telah menghantam pasar berkembang, terutama Cina,” kata Thendra.
Meski demikian, Thendra mengatakan pasar Indonesia tidak terlalu terkena dampak krisis Eropa karena masih kuatnya fundamental ekonomi yang ditunjukkan pertumbuhan dan konsumsi domestik yang stabil. Investor asing saat ini cenderung melirik Indonesia daripada Cina dan India yang mulai terkena dampak resesi ekonomi AS dan Eropa.
Indeks pekan ini diprediksi akan bergerak di level 4.130-4.180 dengan kecenderungan menguat dalam kisaran terbatas. “Prospek saham pilihan masih ada di sektor konsumsi, properti, dan konstruksi. Disarankan beli selektif untuk saham Bank BRI (BBRI) dan Tambang Bukit Asam (PTBA),” ujar Thendra.
PDAT | M AZHAR