TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berhasil menguat kemarin, nilai tukar rupiah siang ini berbalik melemah 40 poin (0,42 persen) ke level 9.579 per dolar Amerika Serikat (AS). Masih adanya permintaan dolar AS di pasar domestik membuat rupiah kembali melemah.
Memerahnya harga saham di bursa Jakarta yang mengikuti turunnya bursa regional membebani pergerakan rupiah hari ini. Dalam transaksi kemarin, rupiah berhasil menguat tipis 8 poin (0,1 persen) ke level 9.535 per dolar AS.
Analis treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk, Klara Pramesti, mengungkapkan, pengawalan dari Bank Indonesia (BI) dan kondisi awal bulan membuat rupiah menguat pada perdagangan kemarin. "Membaiknya data ekspor dan turunnya ekspor berhasil menahan tekanan dolar AS terhadap rupiah,” ucapnya.
Klara memprediksi rupiah hari ini akan bergerak dengan kecenderungan melemah, meskipun depresiasi rupiah di pasar off shore mereda. Di pasar non-deliverable forward pagi tadi, rupiah dibuka di level 9.600-9.612 per dolar AS. “Adanya lelang sukuk dengan target Rp 500 miliar diharapkan dapat mengurangi tekanan rupiah hari ini,” ucapnya.
Kemarin, Badan Pusat Statistik merilis laju inflasi Agustus sebesar 0,95 persen dan inflasi tahun kalender (Januari-Agustus) 3,48 persen, serta inflasi tahunan (year on year) 4,58 persen.
Dari kawasan regional, dolar Singapura menguat 0,09 persen, peso Filipina terapresiasi 0,05 persen, ringgit Malaysia menguat 0,31 persen, serta baht Thailand menguat 0,1 persen terhadap dolar AS. Sedangkan won Korea Selatan melemah 0,02 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita Terpopuler:
Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 6)
Andik Vermansyah Pindah Ke Liga Utama Amerika
Transaksi Gendut Para Politikus Senayan
Polisi Tahan Kuasa Hukum John Kei
Panwaslu: Iklan Televisi Jokowi Masuk Pelanggaran
Jarak Tempuh Sepeda Motor Bakal Dibatasi
Doberman Ikut Jaga Hillary Clinton di Jakarta
Scientology Seleksi Calon Istri Tom Cruise
Calo Penerimaan Pegawai Negeri Diungkap
Jangan Katakan Kalimat Ini ke Anak Anda