TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pedagang Indonesia memprediksi harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, kecuali daging sapi dan ayam, cenderung bertahan di kisaran harga semula saat sebelum Lebaran.
"Intinya tetap tinggi, sebab barang masih terbatas, grosir belum pada buka," ujar Sekjen Asosiasi Pedagang se-Indonesia, Ngadiran, saat dikonfirmasi, Selasa, 21 Agustus 2012.
Penetapan harga jual sejumlah bahan pokok didasarkan ketersediaan barang. Menjelang Lebaran tiba, para pedagang biasanya melakukan stok barang cukup banyak, meskipun dengan harga cukup tinggi. "Karena biasanya barang, kuli, angkutan, baru stabil sepekan setelahnya (Lebaran)," ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, ujar Ngadiran, harga sejumlah bahan pokok diprediksi tetap bertahan di kisaran sama saat Lebaran tiba. "Kecuali harga daging sapi dan ayam yang mulai turun," ujarnya. "Karena kami membeli dengan harga itu (mahal), makanya sulit menurunkan harga jual."
Ia menyatakan kecenderungan turunnya harga daging sapi dan ayam disebabkan menurunnya kebutuhan masyarakat, sementara pasokan daging cenderung melimpah. "Yang bertahan (mahal) biasanya barang pabrikan, sedangkan daging justru cenderung turun," ujarnya.
Selain itu, pemberlakuan larangan kendaraan besar di atas dua sumbu ikut mengurangi pasokan barang yang masuk ke pasar. Akibatnya, harga tetap bertahan sama dengan sebelum Lebaran. "Kalau kendaraan normal, biasanya pasokan ke pasar juga lancar."
Ngadiran memprediksi harga sejumlah bahan pokok serempak bakal kembali normal sepekan setelah Lebaran. Sebab, saat itu, semua pasokan barang ke pasar kembali stabil. "Kita lihat saja nanti, sebab bahan sudah kembali normal," katanya.
JAYADI SUPRIADIN