TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Hendarman Supandji mengatakan pihaknya masih melakukan pengkajian atas lahan terlantar yang akan digunakan sebagai lahan pangan, termasuk kedelai.
"Pengkajian sedang berlangsung. Kami pastikan cocok atau tidak (sebagai lahan pangan atau pertanian)," ujar Hendarman saat ditemui seusai rapat koordinasi pembangunan waduk Jatigede di Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa, 14 Agustus 2012.
Pengkajian itu dilakukan BPN bersama Kementerian Pertanian. Salah satu langkah pengkajian bersama Kementerian Pertanian adalah memastikan berapa banyak lahan yang tersedia dan siap digunakan sebagai lahan pangan.
"Dulu sempat dilaporkan ada 7,2 juta hektare lahan terlantar. Namun, setelah diteliti hanya ada 4,8 juta hektare lahan terlantar," ujarnya.
Sebagian lahan tersebut tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Lahan-lahan itu, berdasarkan data BPN, sebagian masih berstatus Hak Guna Usaha (HGU) oleh pemilik usaha.
Sebelumnya, Presiden SBY mengimbau para pengusaha pemegang HGU tanah telantar agar sudi meminjamkan lahannya kepada pemerintah setempat. Tujuannya, untuk dimanfaatkan sebagai lahan pangan atau pertanian.
Presiden mengatakan penggunaan lahan telantar itu juga untuk memecahkan masalah kenaikan harga komoditas pangan strategis, seperti jagung dan kedelai, dalam tiga-empat tahun terakhir. Dengan memberdayakan lahan yang terlantar, diharapkan komoditas pangan strategis bisa diproduksi di dalam negeri.
ISTMAN MP