TEMPO.CO, Jakarta - Memerahnya indeks saham Jakarta serta minimnya transaksi di pasar menjelang libur panjang, membuat rupiah tidak banyak bergerak.
Nilai tukar rupiah siang ini ditransaksikan di level 9.493 per dolar Amerika Serikat, menguat tipis dibandingkan penutupan kemarin. Menguatnya mata uang tunggal Uni Eropa terhadap dolar AS belum mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk menjauh dari level 9.500 per dolar AS.
Analis Treasury PT BNI Tbk, Raditya Ariwibowo, mengungkapkan melemahnya bursa regional, setelah rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang kuartal kedua, juga menekan indeks bursa domestik. Imbasnya rupiah ikut melemah mendekat ke level 9.500 per dolar AS.
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, yang disokong oleh kuatnya konsumsi lokal, mengakibatkan turunnya surplus neraca perdagangan di kuartal kedua. Impor meningkat tajam, sementara ekspor cenderung turun.
Menurut Raditya, kondisi seperti ini kurang bagus sehingga dapat menambah tekanan terhadap mata uang lokal. “Sehingga hari ini rupiah akan ditransaksikan dengan kecenderungan melemah,” tuturnya.
Euro siang ini ditransaksikan menguat 0,19 persen ke US$ 1.2356, pound sterling menguat 0,03 persen ke US$ 1,569, sedangkan yen Jepang melemah 0,17 persen menjadi 0,17 persen menjadi 78,45 per dolar AS. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun 0,1 poin ke level 82,334.
Mata uang regional siang ini bergerak beragam, peso Filipina melemah 0,25 persen, bath Thailand terkoreksi 0,03 persen, dan ringgit Malaysia terdepresiasi 0,03 persen. Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,04 persen dan dolar Singapura juga terapresiasi 0,07 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Terpopuler:
Ekonomi Indonesia Tumbuh, Kelas Menengah Bahagia
Papua Masih Daerah Termiskin di Indonesia
Sejuta Kontainer Siap Pindah ke Atas Rel Kereta
Pasific Royale Akan Tambah Rute Penerbangan
Pemerintah Siapkan untuk Kebijakan Bendung Impor
Pembangunan Bandara Baru Yogya Butuh Insentif
Perusahaan Jepang Investasi Pengolahan Sidat
Harga Minyak Brent Mulai Naik
Kehabisan Tenaga, Rupiah Kembali Melemah
Waspada, Krisis Pangan Kembali Mengancam