TEMPO.CO, Jakarta - Ekspektasi investor atas stimulus Cina membuat bursa Asia bersemangat, termasuk bursa Indonesia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 9 Agustus 2012, menguat 40,46 poin (0,99 persen) ke level 4.131,17. Indeks langsung melesat sejak pembukaan perdagangan dan ditutup menguat setelah indeks harga konsumen Cina bulan Juli turun menjadi 1,8 persen dari 2,2 persen pada Juni, atau jatuh ke titik terendahnya dalam 30 bulan terakhir.
Data-data ekonomi yang bervariasi di Cina menjadi pertimbangan bagi pemerintah Negeri Tirai Bambu itu untuk melonggarkan kebijakan moneternya dan memulihkan perekonomian. Hal ini direspons oleh investor dengan meningkatkan akumulasi sahamnya sambil berharap Bank Sentral Cina (PBOC) segera mengeluarkan stimulus baru.
Analis dari MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan turunnya inflasi mengindikasikan bahwa Bank Sentral Cina dapat melakukan kebijakan lebih lanjut setelah penurunan suku bunga pada bulan lalu. “Investor berharap, setelah ini, bank sentral akan mengeluarkan stimulus.”
Sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Cina mempengaruhi pertumbuhan di pasar-pasar berkembang di Asia, termasuk Indonesia. “Karena itu, setiap langkah pemerintah maupun Bank Sentral Cina akan mendapat respons dan berpengaruh terhadap pasar regional, bahkan global,” kata Reza.
Menurut Reza, euforia sentimen positif dinilai hanya akan berlangsung sementara. Penanganan krisis utang Eropa dan pelambatan ekonomi Amerika akan kembali menjadi fokus investor dan berpotensi menghadang laju indeks.
“Diturunkannya peringkat utang Spanyol, Italia, dan Irlandia oleh Rating Agency, serta imbal hasil obligasi Spanyol tenor 10 tahun yang kembali naik di atas 7 persen berpotensi menghadang indeks,” ujar dia.
PDAT | M AZHAR
Berita lain:
Buka Bersama SBY-Polri-KPK, Ini Kata Ruhut
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Demokrat: Rhoma Irama Tak Bersalah
Abraham : Pembahasan dengan SBY Normatif
Ini Kumbang Iblis dari Republik Dominika