Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terus Merugi, Petani Kedelai Beralih ke Jeruk  

image-gnews
Seorang petani memanen kedelai yang ditanam setahun sekali di ladangnya di Kecamatan Nglendah, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (25/7). ANTARA/Regina Safri
Seorang petani memanen kedelai yang ditanam setahun sekali di ladangnya di Kecamatan Nglendah, Kulonprogo, Yogyakarta, Selasa (25/7). ANTARA/Regina Safri
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi -- Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Hortikultura Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Pratmadja Gunawan, mengatakan banyak petani kedelai di Banyuwangi saat ini beralih ke tanaman jeruk dan buah naga.

Hal itu disebabkan terus berkurangnya luas lahan tanaman kedelai dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2009, lahan tanaman kedelai tercatat 37.677 hektare. Namun, pada 2010, luasnya hanya 36.912 hektare. "Pada 2011 luasnya berkurang lagi menjadi 36.068 hektare," kata dia kepada wartawan, Selasa, 7 Agustus 2012.

Dari temuan Dinas Pertanian, kata Pratmadja, berkurangnya lahan kedelai itu karena petani beralih ke jeruk dan buah naga yang hasilnya lebih menjanjikan. Satu hektare jeruk bisa menghasilkan 34 ton, sedangkan kedelai hanya 2 ton per hektarenya. Saat panen raya, harga kedelai bisa anjlok hingga Rp 5.000 per kilogram. Padahal petani bisa mendapat untung bila harga kedelai minimal Rp 6.000 per kilogram.

Berkurangnya lahan kedelai dalam tiga tahun itu cukup mengkhawatirkan karena selama ini kedelai Banyuwangi menjadi penyanggah produksi nasional. Dalam tahun 2011, jumlah produksi kedelai mencapai 66.094 ton. "Lahan kedelai di Banyuwangi ini merupakan terluas di Pulau Jawa," kata dia.

Kepala Bidang Hortikultura, Saipullah, membenarkan banyaknya petani kedelai yang beralih ke jeruk dan buah naga. Menurut dia, luas lahan jeruk terus meningkat dalam dua tahun terakhir dari 8.000 hektare menjadi 10.000 hektare.

Lahan tanaman buah naga juga bertambah dari 100 hektare menjadi 340 hektare. "Tanaman jeruk lebih prospektif," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia, Suyitno, menjelaskan, beralihnya petani kedelai ke jeruk dan buah naga akibat pemerintah tidak memberi kepastian harga kedelai. Menurut dia, kenyataan di lapangan saat panen raya harga kedelai justru anjlok antara Rp 2.000 dan Rp 3.000 per kilogramnya. "Inilah yang membuat petani kedelai memutuskan pindah ke jeruk yang harganya lebih mahal," kata dia.

Laju berkurangnya lahan kedelai itu, kata Suyitno, hanya bisa dihentikan bila pemerintah pusat segera menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) sehingga memberi kepastian pada petani.

IKA NINGTYAS

Berita Lain:
Survei: Konsumsi Rokok Lebih Tinggi Ketimbang Susu
Presiden Yudhoyono Minta Sapi Ilegal Diberantas
Produksi Sel Surya, Len Kucurkan Rp 434 Miliar
Presiden Tak Puas Ekonomi Cuma Tumbuh 6,4 Persen

2013, Artajasa Targetkan Pendapatan Naik 20 Persen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

14 jam lalu

Direktur ID FOOD Bernadetta Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, 16 April 2024. (ID FOOD)
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.


Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

4 hari lalu

Pedagang di Pasar Palmerah mengeluh mahalnya harga cabai rawit merah dan cabai merah kriting yang menyentuh harga Rp 100 ribu-Rp 110 ribu. Tempo/Mutia Yuantisya
Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.


ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

7 hari lalu

Pekerja melakukan bongkar muat gula kristal putih impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu 1 April 2023. Holding Pangan ID Food mendatangkan Gula Kristal Putih (GKP) impor tahap pertama sebanyak 107.900 ton untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga gula serta memenuhi kebutuhan saat Ramadhan dan Lebaran sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.


PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

11 hari lalu

Ilustrasi pasar murah. ANTARA/Irsan Mulyadi
PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.


Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

12 hari lalu

Penjualan daging sapi di Pasar Senen, Jakarta, Selasa 12 Maret 2024. Data Badan Pangan Nasional per hari ini, 12 Maret 2024 harga rata-rata nasional untuk daging sapi murni sebesar Rp 140.380 per kilogram.  TEMPO/Tony Hartawan
Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.


Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

15 hari lalu

Data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS). Per Maret 2024, inflasi tahunan mencapai 3,05 persen menjelang Lebaran 2024.
Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.


Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

18 hari lalu

Ilustrasi pupuk UREA. Shutterstock
Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.


Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

24 hari lalu

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika sidak pengawasan relaksasi HET beras di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta Timur pada Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.


Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

24 hari lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.


Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

29 hari lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Terkini: Titik Rawan Macet di Jalan Tol dan Pantura saat Mudik Lebaran 2024, Sri Mulyani Dicecar Anggota DPR soal Program Makan Siang Gratis

Menhub Budi Karya Sumadi memperkirakan titik kemacetan pada arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi di ruas Jalan Tol Cipali.