TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya euro hingga ke US$ 1,24 ternyata belum mampu mendorong rupiah menjauh dari level 9.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Masih adanya permintaan dolar AS di pasar menjelang libur panjang Lebaran membuat apresiasi rupiah kembali tertahan.
Di transaksi pasar uang hari ini hingga pukul 11.20 WIB, rupiah ditransaksikan melemah tipis 1 poin di level 9.470 per dolar AS. Rupiah bergerak datar dalam kisaran 9.462 hingga 9.479 per dolar AS.
Head of Treasury Research Bank BNI Nurul Eti Nurbaety mengatakan, adanya kejutan data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua sebesar 6,37 persen, melebihi ekspektasi pasar, ternyata belum mampu membuat rupiah menguat lebih jauh. “Apalagi indeks saham cenderung mengalami koreksi, membuat apresiasi rupiah agak tertahan,” tuturnya.
Hari ini, rupiah ditransaksikan akan cenderung menguat karena adanya lelang Sukuk lima seri, yang terdiri dari satu seri SPN-S dan empat seri PBS, sehingga memunculkan ekspektasi masuknya aliran dana asing ke pasar finansial domestik.
Namun, bersikap wait and see dari para pelaku pasar menjelang pertemuan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis mendatang, membuat penguatan rupiah tetap terbatas. “Keputusan Bank Sentral Australia (RBA) mempertahankan suku bunganya setidaknya bisa menjadi indikator bahwa BI juga tetap mempertahankan suku bunga acuannya agar dapat menjaga pertumbuhan ekonomi domestik,” katanya.
Sebagian besar mata uang Asia melemah siang ini. Dolar Singapura melemah tipis 0,1 persen, peso Filipina turun 0,04 persen, baht Thailand terdepresiasi 0,06 persen. Sementara won Korea menguat 0,01 persen dan ringgit Malaysia juga naik 0,02 persen.
Yen melemah tipis 0,01 persen ke 78,26 per dolar AS, euro melemah 0,01 persen ke US$ 1,24, sedangkan pound sterling juga melemah 0,06 persen ke US$ 1,5593.
VIVA B. KUSNANDAR