TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono menegaskan, Bank DKI belum ada rencana melakukan ekspansi anorganik dalam wujud akuisisi bank yang lebih kecil. "Untuk akuisisi bank, jujur saja, rencana itu belum ada meskipun sesungguhnya bisa saja dilakukan," katanya saat ditemui seusai kunjungan manajemen Bank DKI di Tempo, Senin, 30 Juli 2012.
Eko mengatakan kendala yang menghalangi manajemen untuk melakukan akuisisi bank adalah kurangnya modal. Meski baru saja mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 500 miliar lewat APBD 2012 dan APBD Perubahan, Eko merasa Bank DKI belum punya cukup modal untuk melakukan akuisisi.
"Kalau modalnya saja tidak ada, bagaimana mau melakukan akuisisi? Yah, mungkin kita tunggu PMP saja (penyertaan modal pemerintah)," katanya.
Eko menambahkan, meski belum punya rencana untuk mengakuisisi bank, bukan berarti Bank DKI tidak punya rencana akuisisi lain. Ia mengatakan, Bank DKI saat ini tengah mengkaji kemungkinan mengakuisisi perusahaan multifinance atau asuransi.
Namun ia menyatakan belum bisa memberikan kepastian kapan rencana akuisisi itu. Bahkan Eko tidak membeberkan nama perusahaan yang tengah dijadikan target. "Yang pasti, tidak mungkin tahun ini. Bisa jadi tahun depan. Kita lihat saja."
Saat ditanyakan apakah adanya peraturan BI terkait kepemilikan tunggal (single presence policy) akan mempengaruhi rencana untuk melakukan akuisisi bank atau tidak, Eko tidak memberikan jawaban.
Sebelumnya, Lembaga Riset Katadata mengatakan ada 13 bank yang berpotensi mencari mitra strategis (akuisisi bank kecil) untuk pengembangan bisnis ke depan, seiring dengan munculnya peraturan Bank Indonesia tentang kepemilikan saham mayoritas. Salah satu dari 13 bank itu adalah Bank DKI.
ISTMAN MP