TEMPO.CO, Jakarta -- Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Ridha Saleh mengkritik fokus kerja Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Kritik Ridha kepada Dahlan karena melihat Dahlan tidak serius mempedulikan konflik antara PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis dan warga di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, hingga merenggut nyawa seorang anak berusia 12 tahun.
"Saya harap Pak Dahlan jangan hanya bisanya urus jalan tol. PTPN ini juga adalah perusahaan BUMN di bawah kewenangan Menteri BUMN Dahlan Iskan," kata Ridha menyindir Dahlan, Sabtu, 28 Juli 2012.
Ridha kesal karena konflik antara warga dan PTPN VII Cinta Manis sudah menahun terjadi. Namun Ridha tidak pernah melihat sikap tegas pemilik Jawa Pos Grup ini mengenai konflik tersebut.
"Kalau urusan tol, sampai turun tangan membuka penutup tol. Tapi, kalau urusan konflik PTPN ini, harusnya dia turun tangan juga," ujar Ridha.
Dahlan memang acap kali melakukan aksi 'koboi'. Pada 20 Maret lalu, Dahlan turun langsung membuka penutup masuk tol karena terjadi kemacetan panjang. Waktu itu, Dahlan turun dari mobilnya dan 'mengamuk' karena melihat antrean lebih dari 30 mobil di gerbang tol. Dia pun meloloskan hampir 100 mobil tanpa bayar tol.
Dia juga pernah membuat kagum warga ketika naik ojek ke Istana Negara di Bogor. Dahlan bahkan pernah bergelantungan di kereta api rel listrik.
Namun Ridha menyayangkan aksi gesit Dahlan tersebut tidak ditunjukkan dalam menangani konflik tanah antara beberapa perusahaan pelat merah dan warga setempat. Peristiwa terakhir, insiden berdarah di Desa Limbang Jaya, Dahlan tidak meresponnya secara cepat.
Adapun peristiwa penembakan terhadap warga Desa Limbang Jaya oleh personel Brigade Mobil ini terjadi pada Jumat sore lalu, 27 Juli 2012. Insiden tersebut mengakibatkan seorang anak berumur 12 tahun, Angga bin Darmawan, tewas tertembak di bagian kepala. Lima warga lainnya ikut tertembak dan kritis.
Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Indriaswati Dyah Saptaningrum mengatakan ELSAM mendapat informasi dari Wahana Lingkungan Hidup bahwa sebanyak enam orang warga yang tertembak. Di samping Angga, ada lagi lima warga lainnya yang tertembak dan kritis. Mereka adalah Jesica 16 tahun, dan Rusman bin Alimin. Dua orang lagi adalah perempuan serta seorang ibu-ibu. "Semua korban saat ini berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang," kata Indri.
Indri mengatakan belum mendapat informasi detail bagian dari tubuh warga yang terluka karena tembakan. "Teman-teman di lapangan masih mengumpulkan datanya," kata dia.
Versi ELSAM, kronologi penembakan tersebut bermula pada Kamis kemarin, ketika personel Brimob menyerang dan menggeledah rumah penduduk di Desa Sri Bandung. Mereka kemudian menangkap tiga orang warga yang dituduh melakukan pencurian.
Brimob juga melakukan sweeping di Desa Betung, Desa Sri Tanjung, dan Desa Sri Kembang. Dalam sweeping itu, polisi menangkap dua petani dari Desa Sri Tanjung.
Lalu, Jumat sore, sekitar pukul 16.00 WIB, ratusan Brimob bersenjata lengkap, menggunakan sekitar 23 truk, kembali mendatangi Desa Limbang Jaya. Spontan, warga Limbang Jaya beramai-ramai menghampiri para Brimob itu untuk menanyakan maksud kedatangannya.
Namun, melihat banyaknya warga mendatangi mereka, Brimob justru langsung menembak ke arah warga. Angga pun terkena tembakan di kepala, dan akhirnya meninggal.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita lain:
Serba-serbi Dahlan Iskan
Komunitas Dahlan Iskan Bikin Warung Kopi
Balada Dahlan Iskan dan Mobil Listrik Nasional
Foto Dahlan Iskan Bergaya dengan Mobil Listrik
Gaya Dahlan Iskan ''Kerjai'' Bupati Subang
Dahlan Iskan, Daftar Kehebohan sang Menteri ''Koboi''
Dahlan Iskan Seperti Koboi Mencari Lawan