TEMPO.CO, Surabaya -Direktur Badan Urusan Logistik (Bulog), Soetarto Alimoesa menegaskan Bulog telah siap jadi penyangga bahan kebutuhan pokok meskipun dimulai tahun ini. Ini dikatakan Soetarto menanggapi keinginan berbagai kalangan agar fungsi Bulog dikembalikan (revitalisasi) sebagai penyangga komoditas pokok, tak hanya beras.
"Kami terus bersiap diri. Sebenarnya fungsi ini bukan hal asing bagi kami, karena awalnya Bulog dulu didirikan untuk menyangga kebutuhan sembilan bahan pokok," kata dia di Surabaya, pada Sabtu, 28 Juli 2012.
Ia mengatakan Bulog yang direvitalisasi perannya untuk menekan harga pasar yang dipegang oleh beberapa "pemain" besar dalam pasar bebas dan melakukan stabilisasi harga serta melindungi konsumen.
Sedangkan sembilan komoditas bahan pokok tersebut diantaranya kata Soetarto yaitu gula, kedelai dan minyak goreng. Untuk gula sebenarnya kata dia Bulog telah menjadi distributor dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan lanjut dia, Bulog saat ini sedang melakukan negoisasi dengan produsen gula.
Menurut dia Bulog saat ini sedang mengembangkan tiga usaha hulu hingga usaha hilir. Usaha hulu lanjut dia dengan melakukan penanaman langsung (bekerjasama dengan petani), mengembangkan jasa distribusi dan membuka outlet-outlet Bulogmart yang menjadi kios untuk pembelian masyarakat. "Saat ini ada 10 unit Bulogmart dan akhir tahun ini ditargetkan sudah berdiri 100 unit," ujarnya.
Untuk gudang penyimpanan kata Soetarto tidak ada kendala karena saat ini kapasitasnya sebanyak 4 juta ton. Kapasitas penyimpanan kata dia juga terus ditambah dengan membangun lagi sebanyak 28 unit gudang dengan kapasitas dua ribu ton.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan, Winarno Thohir mengatakan para petani menghendaki agar Bulog kembali menjadi institusi yang menyerap bahan-bahan pangan lainnya.
"Selama ini khan seperti menjadi Buras (badan urusan beras), saya berharap agar fungsi Bulog yang sebagai stabilisasi harga kebutuhan pokok dikembalikan," ujar dia.
DINI MAWUNTYAS