TEMPO.CO, Yogyakarta - Kenaikan harga bahan pokok pada puasa dan menjelang Lebaran 2012 terjadi di beberapa kebutuhan. Seperti harga kedelai yang melonjak hingga Rp 8. 225 per kilogram.
Anehnya, Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta, Andung Prihadi, malah menyalahkan media massa. Media massa dinilai teralu gencar memberitakan kenaikan harga bahan pokok. Apalagi aksi borong kedelai dipicu pemberitaan media yang cukup gencar yang mengkaitkan kekeringan di Amerika.
"Saya minta tolong media bisa membantu. Karena stok yang ada ini cukup melimpah dan masyarakat tidak perlu melakukan aksi borong,” kata Andung, Rabu, 25 Juli 2012.
Andung yang juga menjadi tim pengendali inflasi Yogyakarta itu mengaku setiap hari membeli semua koran. Setiap hari pula memantau berita kenaikan harga-harga bahan pokok.
Menurut dia, kenaikan harga kedelai yang signifikan itu tidak seharusnya terjadi. Sebab, fakta sebenarnya, persediaan kedelai sangat berlimpah.
"Kalau persediaan tidak ada, kata dia, lalu konsumsi naik maka itu hal yang wajar. Tetapi ini sebaliknya. Konsumsi naik dan ketersediaan barang berlimpah," kata Andung.
Kenaikan harga yang dalam satu hari mencapai Rp 8.225 dari harga Rp 7.000 per kilogram tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini, kata Andung, lagi-lagi disebabkan oleh pemberitaan di media massa. "Ini karena pemberitaan di media," ia menuduh.
Berita di media massa itu, menurut dia, menggambarkan ketersediaan pangan terancam. Juga dihubungkan dengan kekeringan di Amerika serikat, pemogokan perajin tahu dan tempe dan lain-lain. "Sehingga terjadi perilaku pemborongan," kata dia.
Rully Anggoro, salah satu wartawan senior di Yogyakarta, menanggapi dengan sinis soal tudingan Andung. Sebab, kata dia, media massa mendapatkan data di lapangan. Kenaikan harga di pasar-pasar tradisional juga sudah terjadi sebelum diberitakan. "Data di lapangan yang didapatkan wartawan, ya itu lah yang diberitakan," kata dia.
Pemerintah, kata dia, seharusnya bisa mendapatkan data akurat mengapa ada kenaikan harga bahan pokok. Tidak asal tuding terhadap media massa yang menuliskan berita kenaikan harga bahan pokok.
"Itu suatu excuse saja. Mencari masalah lain bukan mencari solusi pokok masalah. Mosok media massa yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok, ada-ada saja," kata Rully.
MUH SYAIFULLAH