TEMPO.CO, Jakarta - Dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional, pemerintah meningkatkan jumlah penerbitan surat kepemilikan utang. "Ini menjadi fokus pemerintah agar semakin banyak jumlah investor lokal," ujar Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama pemerintah dengan agen penjual Obligasi Negara Retail (ORI), pada Rabu, 25 Juli 2012.
Ia menyayangkan kondisi di mana surat utang negara kebanyakan dimiliki oleh investor asing. "Jika terlalu banyak investor asing, dikhawatirkan bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah yang nantinya berdampak buruk bagi makro ekonomi," katanya.
Terbitnya ORI memiliki peran strategis dalam pengembangan pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Kontribusi ORI dan Sukuk Retail terhadap outstanding SBN, yang dapat diperdagangkan, semakin meningkat. Peningkatan yang mulanya senilai 1 persen pada tahun 2006, menjadi 7 persen pada bulan Juli 2012.
"Tanggapan dari para investor retail di pasar perdana sangat baik," kata Robert. Dalam jangka waktu enam tahun, jumlah investor retail yang membeli ORI maupun Sukuk Retail di pasar perdana telah mencapai sekitar 168.409 investor. Mereka tersebar di 33 provinsi.
SATWIKA MOVEMENTI