TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Destry Damayanti, menyatakan akses terhadap layanan keuangan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data Bank Dunia, pada tahun 2009, sebanyak 49 persen warga Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan keuangan.
Menurut Destry, terdapat beberapa alasan yang membuat akses terhadap layanan keuangan rendah. Berdasarkan data, 79 persen penduduk Indonesia tidak memiliki uang, 9 persen tidak memiliki pekerjaan, 4 persen tidak merasakan manfaat memiliki rekening bank.
"60 persen tidak layak mendapat pinjaman, 20 persen tidak mau meminjam, dan 4 persen tidak memiliki jaminan," kata Destry di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 19 Juli 2012.
Selain itu, Destry juga menilai perbankan nasional masih menghadapi keterbatasan modal dan tingginya biaya investasi untuk memperbesar kapasitas infrastruktur dan jangkauan. "Industri perbankan nasional masih membutuhkan investasi besar di infrastruktur dan tingkat layanan untuk mendorong peningkatan ke sektor keuangan," ujar dia.
Berdasarkan data dari Lembaga Penjamin Simpanan hingga Desember 2011, Destry melanjutkan, total simpanan masyarakat Indonesia di 120 bank senilai Rp 2.787 triliun. Sedangkan total pinjaman senilai 2,220 triliun.
Dia berharap bank memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk mendorong agar masyarakat dapat membuka akses perbankan. "Pendidikan sangat penting untuk membuka akses. Dampaknya akan sangat positif," ujar dia.
ANGGA SUKMA WIJAYA