TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan bantuan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) bukan lewat pemerintah. Bantuan senilai Rp 9,34 triliun (US$ 1 miliar) kepada IMF itu akan dilakukan oleh bank sentral.
"Kami akan membeli surat berharganya IMF," ujar Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, usai bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, di kantor Presiden, Selasa, 10 Juli 2012.
Surat berharga tersebut menjadi penanda komitmen Bank Indonesia dengan IMF yang mengarahkan kebijakan ekonomi Indonesia pada saat krisis Asia 1998. Proses pembeliannya pun dilakukan oleh BI. "Bukan pemerintah," kata dia.
Dengan membeli surat berharga milik IMF itu, Bank Indonesia akan memiliki surat berharga yang juga bisa menjadi cadangan devisa. "Jadi bukannya kami pinjamkan uang, lalu habis," kata dia. Lagipula, ia melanjutkan, surat berharga dari IMF itu sudah diakui dunia internasional sebagai cadangan devisa.
Pernyataan Darmin tersebut menegaskan ucapan Lagarde sebelumnya. Kontribusi bantuan IMF yang sama juga ditawarkan lembaga donor ini kepada 188 negara anggotanya.
"Ini bukan hadiah, bukan hibah, tapi cadangan negara yang diberikan kepada IMF," kata mantan Menteri Keuangan Prancis ini. Lagarde menambahkan, komitmen US$ 1 miliar itu bisa menjadi second line of defense.
DIANING SARI
IMF: Bantuan dari Indonesia Bukan Hibah
SBY : Sekarang (Kita) Gagah Sama IMF
SBY Terima Lagarde dan Merkel Hari Ini
Mega: Untuk Apa Beri Pinjaman ke IMF?
Bantuan US$ 1 Miliar untuk IMF Jadi?
Dari Menkeu, Lagarde Dapat Informasi Lengkap
Pinjaman untuk IMF Dinilai Tidak Tepat
Indonesia Akan Tambah Modal untuk IMF
BI Setuju Indonesia Bantu IMF
SBY Masih Pikir-pikir Rencana Beri Modal ke IMF