TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemberian bantuan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) ternyata menaikkan harga diri pemerintah. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kebanggaannya terhadap rencana itu di kantor presiden, Selasa, 10 Juli 2012.
"Sekarang (kita) gagah sama IMF," ujar SBY di depan para wartawan sebelum menyambut kedatangan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde.
Apalagi, SBY menambahkan, Indonesia sudah berhasil melunasi utang kepada lembaga yang dulu mengarahkan perekonomian Tanah Air semasa krisis 1998. Perekonomian Indonesia setelah krisis Asia hingga krisis Eropa dua tahun terakhir dinilai stabil. Angka pertumbuhan tahun ini diprediksi mencapai 6,3 persen.
Bahkan, kata SBY, Indonesia pun tidak perlu tergantung pada lembaga pendonor. Sejak 2005, CGI (Consultative Group on Indonesia), kumpulan negara pendonor untuk Indonesia pengganti IGGI, pun sudah dibubarkan. "Kita mandiri. Kita tidak harus meminta-minta," ucapnya.
Pemberian bantuan kepada IMF ini sudah mendapat persetujuan bank sentral. "Ini harus dilihat juga dari kepentingan kita agar ketidakpastian ekonomi global segera teratasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Pengelolaan Moneter, Hartadi A. Sarwono, Ahad lalu.
Akan tetapi, pemerintah belum mengetahui mekanisme pemberian bantuan itu. "Saya tidak tahu mekanisme seperti itu," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Istana Merdeka, Senin kemarin.
DIANING SARI
Berita lain:
Mega: Untuk Apa Beri Pinjaman ke IMF?
''Tak Cuma Bu Mega yang Belum Dapat Kartu Pemilih''
Bantuan US$ 1 Miliar untuk IMF Jadi?}
Megawati Belum Terima Undangan Mencoblos
Dari Menkeu, Lagarde Dapat Informasi Lengkap