TEMPO.CO, Surakarta - Kebijakan Bank Indonesia yang mewajibkan uang muka kredit sepeda motor minimal 25 persen berdampak pada pengajuan kredit di Surakarta. General Manager Adira Solo, Sriyana, mengatakan ada penurunan pengajuan hingga 10 persen sepanjang Juni 2012.
“Turun antara 100-140 unit,” katanya kepada wartawan, Senin, 9 Juli 2012. Padahal kebijakan BI tersebut baru berlaku mulai 15 Juni 2012. Biasanya dalam sebulan, Sriyana mengatakan, pihaknya bisa memberikan kredit untuk pembelian 1.000-1.400 unit sepeda motor berbagai merek.
Dia mengakui penurunan karena dipicu tingginya uang muka. Terlebih selama ini uang muka yang dibebankan ke konsumen relatif rendah, yaitu di bawah 20 persen. Penurunan juga terlihat dari komposisi penyaluran kredit.
Jika sebelumnya 60 persen kredit untuk kepemilikan sepeda motor, kini turun menjadi 48 persen. “Sementara kredit untuk kepemilikan mobil naik dari sebelumnya 40 persen menjadi 52 persen,” dia menjelaskan.
Agar pengajuan kredit sepeda motor tidak terus terpuruk, pihaknya meluncurkan pembiayaan syariah. Dengan demikian, masyarakat punya alternatif dalam hal pembiayaan. Layanan syariah sudah dimulai pada 25 Juni lalu dan diharapkan diminati masyarakat.
“Kami akan meneken nota kesepahaman dengan 120 dealer, baik sepeda motor, mobil, dan kendaraan bekas soal prinsip syariah sehingga ada pilihan cara membeli kendaraan untuk masyarakat,” katanya.
Dihubungi terpisah, pimpinan cabang ACC (Astra Credit Companies) Solo Ary Kurniawati mengaku penerapan uang muka 30 persen untuk pembelian mobil hampir tidak ada pengaruhnya. Dia mengaku selama ini pihaknya sudah menerapkan batasan minimal uang muka yang cukup tinggi.
“Untuk kendaraan produktif, uang muka minimal 20 persen. Sedangkan untuk kendaraan nonproduktif 25 persen,” ujarnya. Dengan selisih yang kecil, dia meyakini masyarakat tidak banyak terpengaruh. Apalagi masyarakat sudah mengetahui perihal maksud dan tujuan uang muka minimal 30 persen di atas.
Dia mengakui pada 14 Juni sempat ada lonjakan permintaan kredit. Sebab, masyarakat mengejar mengambil mobil sebelum ketentuan baru dijalankan. “Biasanya lonjakan kredit terjadi di akhir bulan. Tapi di bulan Juni, di pertengahan bulan ada kenaikan meski tidak banyak,” katanya. Dalam sebulan rata-rata pihaknya memberikan kredit kepemilikan mobil sebanyak 200 unit.
UKKY PRIMARTANTYO