TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih mempertimbangkan permintaan memperkuat permodalan Dana Moneter Internasional (IMF). Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmansyah mengatakan rencana ini sudah dipertimbangkan dalam rapat kabinet di Jakarta pekan lalu. Tapi Presiden Yudhoyono memilih bersikap hati-hati dan masih belum memberikan keputusan akhir.
"Karena isu IMF sensitif terhadap pengalaman Indonesia," katanya, Rabu, 4 Juli 2012.
Komitmen memperkuat permodalan IMF sudah ditindaklanjuti Indonesia dalam pertemuan G20 di Los Cabos, Meksiko, dua pekan lalu. Di satu sisi, Indonesia mempertimbangkan pernah meminta bantuan IMF. "Sekarang dunia butuh bantuan Indonesia," kata Firmansyah.
Kamis, 28 Juni 2012 lalu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan Indonesia akan memberikan pinjaman kepada IMF maksimal sebesar US$ 1 miliar. "Indonesia sebetulnya sudah menindaklanjuti komitmen tersebut. Pertemuan G20 akan meningkatkan kekuatan IMF di aspek permodalan. Yang kemarin di Meksiko adalah pinjaman dari negara anggota IMF kepada IMF supaya keuangan IMF lebih kuat," kata Agus di DPR, Jakarta.
Ia menuturkan pinjaman ke IMF itu bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Melainkan menjadi semacam pengelolaan dana yang merupakan bagian dari cadangan devisa negara. Jika dianalogikan seperti uang kas dalam suatu perusahaan, sebagian di antaranya dalam bentuk tunai dan selebihnya ditempatkan di bank.
"Kalau kita nanti memberikan bantuan pinjaman kepada IMF, itu akan tetap ada di neraca Indonesia di cadangan devisa Indonesia, tapi hanya tercatat sebagian ditempatkan di IMF," kata Agus.
Agus menjelaskan sekarang ini sebenarnya sudah terkumpul sebesar US$ 430 miliar di IMF. Dana tersebut dibutuhkan IMF bukan hanya untuk menyehatkan ekonomi Eropa, tapi termasuk juga negara-negara berkembang. Indonesia yang pernah meminjam dari IMF pada 2006 pun akan berkontribusi bagi permodalan lembaga itu.
Pemberian pinjaman ke IMF akan menandakan posisi Indonesia sudah lebih baik. Dan Indonesia juga harus memperhatikan negara-negara lain yang perlu dibantu. Pinjaman ke IMF ini juga sebagai upaya mengantisipasi krisis agar tidak membahayakan perekonomian dunia. "Ini kesempatan yang baik karena Indonesia juga pernah pinjam IMF di 2006, kita sudah kembalikan," katanya.
Nominal pasti belum dibicarakan pemerintah. Tapi maksimal dana yang dipinjamkan sebesar US$ 1 miliar. "Belum bisa disebutkan, tapi saya rasa maksimal US$ 1 miliar," ujar dia.
ARYANI KRISTANTI
Berita lain:
Banyak Warnet Masih Bisa Akses Konten Porno
Puluhan Karyawan Trans TV Ditawari PHK?
Disinyalir Sudah Ada yang Menjebol Situs Porno
Kementerian Keuangan Terlibat Penerbitan Duit 2014
Alasan Agus Marto Merevisi Perpres Selat Sunda