TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah mengakhiri apresiasi yang sudah berlangsung selama sepekan terakhir dan kembali melemah di level 9.400 per dolar Amerika Serikat (AS). Kemarin, setelah ditutup, rupiah menguat ke 9.382 per AS, atau level terkuatnya sejak 6 Juni. Siang ini rupiah kembali bermain level 9.400. Di pasar mata uang hari ini rupiah ditransaksikan melemah 36 poin (0,38 persen) ke level 9.418 per dolar AS sampai pukul 12.00 WIB.
Euforia hasil pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Belgia, akhir pekan lalu yang membuahkan sentimen positif sudah berlalu. Perhatian pelaku pasar saat ini kembali tertuju pada realita ekonomi global yang terus melambat dan belum terselesaikannya masalah krisis utang Eropa.
Ekonom dari PT Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan hari ini perjalanan rupiah akan diwarnai kecenderungan depresiasi karena pasar merespons data manufaktur AS yang negatif. “ISM indeks manufaktur AS untuk bulan Juni turun secara tak terduga di bawah level optimis 50, yakni 49,7 dari bulan sebelumnya 53,5. Untuk pertama kalinya manufaktur AS mengalami kontrasi sejak tiga tahun terakhir,” tuturnya.
Kendati demikian, ekonomi AS masih jauh dari kondisi resesi yang biasanya ditandai dengan indeks manufaktur berada di sekitar 40-an. Di saat yang sama sektor perumahan di AS masih terus membaik. Penjualan rumah baru naik 7,6 persen untuk bulan Mei, tertinggi sejak April 2010. Imbal hasil treasury 10 tahun pun turun menjadi 1,59 persen.
Dari dalam negeri, defisitnya neraca perdagangan Indonesia turut memberi tekanan terhadap rupiah. Neraca perdagangan di bulan Mei tercatat defisit sebesar US$ 486 juta, turun dari defisit April yang tercatat US$ 641 juta. Defisit ini lantaran nilai ekspor nonmigas yang didominasi oleh komoditas menurun seiring dengan jatuhnya harga komoditas mengikuti jatuhnya harga minyak dunia.
Sementara itu, nilai surplus perdagangan Januari-Mei tercatat sebesar hanya US$ 1,5 miliar atau turun 87 persen dibanding periode yang sama tahun 2011 tercatat sebesar US$ 11,7 miliar. “Pasar Asia kemungkinan terkoreksi hari ini merespons indeks manufaktur AS yang turun di bawah level optimis. Rupiah diperkirakan berpotensi melemah di kisaran 9.400-9.430 per dolar AS,” paparnya.
PDAT/M AZHAR