TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dipastikan akan menandatangani komitmen pinjaman siaga dari negara donor sebesar US$ 5,5 miliar (Rp 51,7 triliun) pada bulan Juli mendatang. "Paling lambat pertengahan Juli sudah tanda tangan," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Rahmat Waluyanto, Jumat, 29 Juni 2012.
Rahmat menyatakan, pemerintah Australia sudah memastikan untuk memberikan pinjaman sebesar AUS$ 1 miliar. Selain dari Australia, pinjaman itu juga antara lain berasal dari Asian Development Bank (ADB) sebesar US$ 500 juta, dan Bank Dunia US$ 2 juta.
Saat ditanya bagaimana dengan pinjaman dari pemerintah Jepang melalui lembaga keuangannya Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Rahmat mengaku belum bisa memberikan konfirmasi berapa jumlah pinjamannya. "Yang JBIC belum, mudah-mudahan secepatnya," katanya.
Dana pinjaman siaga ini merupakan dana cadangan siaga untuk mengantisipasi krisis global seperti yang terjadi di Eropa saat ini. Dana tersebut dapat digunakan bila terjadi defisit anggaran yang mencapai 2,23 persen atau Rp 190 triliun.
ANGGA SUKMA WIJAYA