TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menyiapkan 250 ribu unit alat pengkonversi bahan bakar gas alias converter kit. Konverter tersebut rencananya akan dibagikan secara cuma-cuma pada akhir tahun ini dengan sasaran kendaraan umum.
"Karena Indonesia belum bisa membuatnya sendiri, maka kami mengimpornya," kata Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandi ketika ditemui di sela-sela acara sosialisasi penghematan penggunaan energi oleh Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta, Selasa, 26 Juni 2012.
Menurut Rudi, saat ini ada tiga perusahaan yang sedang mengikuti proses tender pengadaan konverter tersebut. Untuk anggaran pengadaannya, Rudi mengakui, menggunakan dana ESDM. Hanya, Rudi tidak menyebutkan detailnya.
Harga konverter mencapai Rp 15 juta per unit. Rudi mengatakan, untuk tahun berikutnya, proyek tersebut akan diselenggarakan bersama Kementerian Perindustrian.
Rudi menjelaskan, Kementerian ESDM sudah menyicil sarana penunjang, bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) sebelum nantinya bisa mengadakan konverter secara mandiri. "Saat ini kami sudah membangun beberapa stasiun pengisian bahan bakar gas," kata dia.
Alasan digenjot pembangunan SPBG adalah agar ketika banyak kendaraan yang sudah menggunakan bahan bakar gas tidak kesulitan dalam melakukan pengisian. Rudi juga mengatakan bahwa saat ini pabrik pembuatan konverter sudah mulai dibangun sehingga tahun depan sudah siap mandiri.
Saat ini pemerintah sedang menggalakkan program penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Gerakan nasional ini dicetuskan setelah DPR menolak usulan pemerintah untuk menaikkan harga bensin bersubsidi, Maret lalu. Padahal postur anggaran negara tahun ini disusun dengan asumsi harga bensin bersubsidi dinaikkan.
Karena itu, program penghematan diluncurkan agar anggaran subsidi bahan bakar minyak tak melampaui angka yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk penghematan adalah dengan mengkonversi penggunaan bensin menjadi gas.
SYAILENDRA
Bisnis Terpopuler
Gaji Dahlan Juga Dihibahkan untuk Ricky Elson
Tunggu Dahlan, Bupati Pangkep Duduki Semen Tonasa
Kasasi Kalah, Bank Mutiara Harus Bayar Nasabah
Menteri Armida : Indonesia Bukan Negara Gagal
Sriwijaya Masih Negosiasi Pembelian Jet Embraer
Survei Negara Gagal, Pemerintah Akui Buruk 2 Indikator
2015, Saham Tidur Indonesia Semakin Banyak