TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, banyak perusahaan berlomba-lomba menerbitkan surat utang. Cara ini dinilai lebih baik untuk mencari suntikan dana segar bagi perusahaan dibandingkan pinjaman perbankan atau lainnya.
Analis obligasi Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, menilai tren menerbitkan surat utang atau obligasi akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Ini melihat suku bunga yang cenderung menurun akhir-akhir ini. "Saya kira masih akan tetap banyak yang obligasi," kata Lana ketika dihubungi Tempo, Sabtu 23 Juni 2012.
Dia mengatakan, saat ini, bunga obligasi korporasi lebih menarik dibandingkan bunga deposito. Hal ini membuat asuransi dan dana pensiun tetap berminat menyerap obligasi korporasi. Dengan BI Rate yang dipertahankan di angka 5,75 persen, dia yakin obligasi tetap banyak peminatnya. "Kalau turun, pasti akan lebih diminati. Tetapi beda halnya jika BI Rate naik dari angka saat ini," katanya.
Saking diminatinya, PT Indosat Tbk meningkatkan nilai penerbitan surat utang dan sukuk ijarahnya menjadi Rp 3 triliun. Surat utang atau obligasi dan sukuk ijarah yang semula disepakati sebesar Rp 2,5 triliun dinaikkan karena tingginya permintaan dari investor.
Dalam keterbukaan informasi, Indosat mengumumkan penambahan nilai obligasi dengan menandatangani pengarsipan dokumen-dokumen Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang ketiga terkait rencana penerbitan obligasi dan sukuk tersebut.
Selama proses bookbuilding, pemesanan dalam penerbitan ini mencapai Rp 3,7 triliun. "Ini merupakan jumlah pemesanan terbesar sepanjang penerbitan yang pernah dilakukan Indosat," klaim perusahaan dengan kode emiten ISAT itu, Jakarta, Sabtu 23 Juni 2012.
Dengan begitu, penerbitan obligasi VIII Indosat yang awalnya Rp 2 triliun naik menjadi Rp 2,7 triliun. Ini terdiri dari Obligasi Indosat VIII Seri A dengan nilai Rp 1,2 triliun dan Obligasi Indosar VIII Seri B dengan nilai Rp 1,5 triliun.
Kedua seri itu masing-masing memiliki tenor tujuh tahun dan suku bunga 8,635 persen per tahun untuk Obligasi Seri A dan seri B memiliki tenor 10 tahun dengan bunga 8,875 persen per tahun.
SUTJI DECILYA