TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengatakan saat ini tengah dibahas rancangan desain teknis terperinci untuk titik pertemuan atau interchange jalan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) dan tol Cipali (Cikopo-Palimanan). “Pertemuan (dua tol itu) memang belum pernah didesain betul, baru di-sketch,” katanya, Rabu, 20 Juni 2012.
Pembahasan itu untuk menentukan titik mana yang akan dipilih untuk menjadi pertemuan antara dua tol. Di titik interchange itu pengguna jalan tol bisa mengakses jalan tol menuju Bandung, atau menuju Cirebon, serta ke Bandara Kertajati, yakni bandara yang digagas pemerintah Jawa Barat.
Saat ini belum dibahas secara terperinci di mana titik pertemuan dua tol itu. Studi titik pertemuan dua tol itu pun belum dilakukan karena masih menunggu pembahasan antara pemerintah Jawa Barat dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Dia menjelaskan dua tol itu dirancang menjadi akses untuk menuju Bandara Kertajati di Majalengka. ”Pas di pertemuan (2 jalan tol itu) memang belum didesain di titik mana, itu saja sebenarnya, supaya satu tempat untuk juga ke bandara (Kertajati),” kata Deny.
Pembahasan itu juga akan memerinci soal desain titik pertemuan dua tol itu, termasuk menghitung keperluan pembebasan lahan jika dibutuhkan untuk interchange itu. Jarak titik pertemuan dua tol itu dengan bandara Kertajati berkisar 20 kilometer.
Sehari sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dicky Saromi, mengatakan pembangunan fisik untuk bandara Kertajati sudah dimulai. Pemerintah pusat sudah menganggarkan dalam APBN tahun ini Rp 10 miliar untuk memulainya.
Dicky menuturkan dana Rp 10 miliar itu akan digunakan menggarap drainase bakal Taxiway, atau landasan pacu bandara itu. Dia berharap pemerintah pusat akan terus menganggarkan sisanya untuk membangun fasilitas sisi udara bandara itu.
Lahan bandara sendiri disediakan oleh pemerintah Jawa Barat. Dicky mengaku saat ini baru sepertiga lahan dari target lahan bandara itu yang sudah dibebaskan. ”Sekitar 600 hektare,” kata dia. ”Idealnya kami maunya (luas lahan yang dibebaskan) 1.800 hektare.”
AHMAD FIKRI