TEMPO.CO, Frankfurt - Biaya pinjaman pemerintah Jerman sedikit naik dalam lelang obligasi dengan tenor dua tahun yang berlangsung hari ini. Hal ini mengindikasikan bahwa obligasi telah kehilangan daya tarik sebagai tempat yang aman seiring berlarutnya krisis fiskal di zona Eropa.
Namun, analis mengatakan bahwa keraguan atas kemampuan pemerintah Yunani dan Spanyol dimasa depan untuk membayar utangnya membuat obligasi pemerintah Jerman masih akan menjadi safe haven di Eropa sehingga harganya tidak akan jatuh secara signifikan.
Target dalam lelang obligasi kali ini senilai 5 miliar (6,3 miliar dolar AS) yang akan jatuh tempo tahun 2014 dengan bunga 0 persen. Menurut data dari Schatz, obilgasi yang terjual 4,005 miliar euro dari penawaran yang masuk sebesar 7,595 miliar euro, dengan rata – rata imbal hasil (yield) 0,1 persen, naik dari level terendahnya dalam dua tahun terakhir sebesar 0,07 persen yang dicapai pada lelang 23 Mei lalu.
Ini merupakan pertama kalinya obligasi pemerintah Jerman tidak melakukan pembayaran bunga yang terjadwal, karena lelang ini dirancang untuk menarik investor hingga akhir periode investasi.
Bundesbank, yang merupakan pelaksana penjualan utang pemerintah federal Jerman menahan sekitar 19,9 persen dari keseluruhan nilai obligasi. Penahanan (retensi) obligasi untuk menjaga harga obligasi seperti ini sudah biasa dalam lelang di Jerman.
Tingkat retensi obligasi yang rendah memberikan sinyal bahwa lelang surat utang itu diterima pasar. Tingkat retensi obligasi Jerman telah berada diatas 8,9 persen sejak lelang bulan Mei lalu.
Ahli strategi pendapatan tetap dari Charles Schwab, Kathy Jones mengatakan, bahwa pasar saat ini mencari tempat yang aman, baik di Jerman maupun negara – negara Skandinavia. “Tampaknya obligasi Jerman masih akan populer untuk waktu yang cukup lama.”
“Ini bukan masalah soal imbal hasil yang lebih tinggi, tetapi banyak para investor yang ingin memiliki tempat yang aman untuk memarkirkan dananya dipasar yang aman dan likuid,” kata Jones.
Charles Schwab, banyak menasehati para kliennya untuk sementara menghindari kawasan Eropa, karena mereka percaya risiko berinvestasi di benua biru sangat berisiko dibandingan dengan berinvestasi dalam mata uang dolar AS yang dianggap sebagai safe haven.
Dalam lelang obligasi Denmark (bukan annggota Uni Eropa), Selasa kemarin, para investor rela menerima yield -0,08 persen, imbal hasil negatif ini untuk pertama kalinya untuk obligasi non-inflasi link. Hal ini mengindikasikan betapa investor saat ini mencari tempat yang aman diluar Uni Eropa.
analis dari Citi mengatakan, mereka percaya bahwa imbal hasil di zona Eropa akan turun dan mencari posisi terendah baru karena tidak ada kemajuan yang jelas. “Dan akhirnya imbal hasil surat utang Jerman juga bisa bergerak ke level negatif,” tuturnya.
MARKETWATCH / VIVA B. KUSNANDAR